Masih Muda Mengidap Penyakit Jantung, Hindari Merokok Hingga Kebiasaan Buruk Ini
RIAUMANDIRI.CO - Penyakit jantung mungkin umumnya menyerang mereka dengan usia yang lebih tua. Meskipun begitu, mereka yang berusia lebih muda tetap berisiko jika memiliki beberapa kebiasaan buruk.
Dikutip dari Health Plus, Umumnya penyakit jantung dapat disebabkan oleh masalah kesehatan yang berkaitan dengan sindrom metabolik. Masalah yang terkait dengan sindrom metabolik sebagian besar berkaitan dengan gaya hidup.
Berikut beberapa faktor risiko penyakit jantung yang dapat dikendalikan sejak dini, dan umumnya banyak dilakukan oleh kalangan anak muda.
1. Mengonsumsi Minuman Berenergi
Orang dengan obesitas cenderung memiliki tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan diabetes. Faktor tersebut semuanya dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Obesitas sentral terjadi pada remaja ketika memiliki lingkar pinggang lebih dari 94 cm pada pria dan 80 cm pada wanita. Orang dengan memiliki lingkar pinggang tersebut memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami resistensi insulin.
Studi di Amerika Serikat menunjukkan bahwa minuman energi dan minuman ringan menyumbah sekitar 13 persen dari asupan kalori remaja. Hal itu dapat menyebabkan seseorang mengalami obesitas.
Minuman berenergi tidak hanya tinggi kafein, tetapi juga tinggi gula yang dapat memberikan dorongan energi sementara. Banyak remaja yang menyukai minuman ringan, terutama minuman berenergi yang sering digunakan sebagai cara untuk menghindari kantuk.
2. Merokok
Banyak remaja yang mulai merokok hanya untuk menyesuaikan diri dengan teman sebayanya. Padahal, kandungan nikotin dalam rokok dapat mempersempit pembuluh darah yang menyebabkan jantung bekerja lebih keras.
Dikalangan anak muda, rokok dilaporkan sebagai penyebab dari 75 persen penyakit jantung. Ketika merokok dimulai di usia muda, risiko akan meningkat semakin tinggi ketika orang tersebut semakin banyak rokok yang dihisapnya.
3. Kurangnya Aktivitas Fisik
Sebuah penelitian yang dilakukan di kalangan remaja Singapura mengungkapkan bahwa setengah dari mereka yang hasil tes darahnya menunjukkan risiko sindrom metabolik memiliki berat badan normal atau kurus. Hal itu menunjukkan bahwa berat badan ternyata belum tentu berpengaruh terhadap risiko sistem metabolik.
Pada kasus remaja tersebut, berat badan tidak menjadi penyebab risiko sistem metabolik, akan tetapi dipengaruhi oleh gaya hidup mereka yang kurang aktivitas fisik. Setiap remaja setidaknya harus beraktivitas fisik minimal 60 menit sehari.
Aktivitas tersebut meliputi aktivitas dengan intensitas sedang hingga tinggi. Hal pertama yang harus dilakukan agar anak muda mau beraktivitas fisik adalah dengan membatasi mereka menggunakan media sosial atau bermain video game.
4. Stres
Stres bukanlah faktor risiko langsung penyakit jantung. Namun, ketika seseorang mengalami stres mereka akan memilih gaya hidup yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan yang tidak sehat, merokok, hingga mengonsumsi terlalu banyak alkohol.
Stres pada usia muda dipicu oleh beberapa hal, seperti tekanan pekerjaan sekolah, ujian, hingga intimidasi atau masalah dengan keluarga atau teman. Mengelola stres dapat berdampak positif bagi kesehatan fisik dan mental seseorang.
5. Mengonsumsi Makanan Tinggi Lemak
Memiliki kadar kolesterol Low Density Lipoprotein (LDL) yang tinggi pada usia muda meningkatkan risiko terkena penyakit jantung. Selain itu, sebuah penelitian menemukan bahwa peningkatan risiko ini tetap ada bahkan pada mereka yang nantinya mampu menurunkan kadar kolesterol LDL mereka.
Salah satu faktor yang berkontribusi terhadap tingginya kolesterol di usia muda adalah konsumsi makanan dengan kandungan lemak yang tinggi.