Kadiskes Sebut Kasus HIV Tertinggi di Riau Adalah Kota Pekanbaru
RIAUMANDIRI.CO - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Zainal Arifin mengikuti audiensi bersama Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Riau, di Ruang rapat rumah dinas Wagubri, Rabu (22/06/2022).
Pada kesempatannya, Kadiskes Zainal Arifin menjelaskan bahwa penyebab utama dari penyebaran virus tersebut adalah berhubungan badan secara berganti-ganti. Ia melanjuti kasus laki laki lebih besar dibandingkan perempuan, dengan rata rata umur ada diusia produktif.
“Kebanyakan kasus yang ada penyebabnya dari sex bebas, rata-rata 75% yang terkena berada di usia produktif, dan kasus laki-laki pun lebih besar dibandingkan perempuan,” jelasnya.
“Untuk kasus yang tertinggi ada di Kota Pekanbaru dan yang terendah di Kabupaten Indragiri hulu,” lanjutnya.
Ia menerangkan, menurut data pada tahun 2019 Riau juga termasuk salah satu daerah di Indonesia yang cukup tinggi kasus HIV/AIDS nya dan tahun 2021 mengalami penurunan.
“2019 kita berada diposisi sebelas Indonesia, dan 2021 kita sempat turun dari catatan kasusnya, namun untuk tahun ini kami belum mendapatkan data pastinya,” terangnya.
Ia berharap, nantinya setiap Organisasi Perangkat Daerah yang tergabung dalam bingkai Pemprov Riau mampu melakukan edukasi kepada masyarakat dan mengurangi stigma diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS (ODHA).
“Yang diperlukan saat ini kita bersinergi dalam memberikan informasi ke setiap OPD bagaimana bisa melakukan edukasi kepada masyarakat,” harapnya.
Sementara itu, Wagubri Edy Natar mengatakan bahwa setiap sosialisasi yang ada hanyalah dorongan dan upaya dari pemerintah serta pihak terkait, karena hal terpenting balik lagi terhadap respon individunya.
“Kita inikan sebagai pendorong untuk pencegahan dan penanggulangan, jadi seberapa besar pun kita mengingatkan itu tergantung kepada individunya kembali,” katanya.
Diakhir penyampaian Wagubri berpesan, orang yang terkena penyakit tersebut bukan harus dijauhkan melainkan penyakitnya lah yang dijauhi.
“Sekarang ini bagaimana cara mengubah stigma masyarakat bahwa penyakitnya lah yang harus di jauhkan bukan orangnya, ” himbaunya.