Politisi PKS Minta Mendag Zulhas Tak Tutupi Keberadaan Mafia Migor
RIAUMANDIRI.CO - Anggota Komisi VII DPR RI dari FPKS Mulyanto mengecam pernyataan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang menyebut tidak ada mafia di balik kemahalan dan kelangkaan minyak goreng (migor).
Mulyanto minta Mendag bekerja dengan baik dan jangan membuat statemen yang menihilkan keberadaan mafia migor.
"Ini terkesan Mendag baru ini membela dan menutup-nutupi keberadaan mafia migor," kata Mulyanto kepada media ini, Selasa (21/6/2022).
Sebab kata Mulyanto, adanya mafia migor ini bukan hanya sekedar isu belaka. Mendag yang lama mengakui adanya mafia ini. Bahkan Kejaksaan Agung telah menetapkan beberapa orang tersangka.
"Harapan kita secara normatif, bagi menteri baru adalah apa yang baik dari menteri sebelumnya untuk dapat diteruskan. Kebijakan yang kurang agar dilengkapi dan disempurnakan. Sementara kebijakan yang jelek, agar dihentikan," kata Mulyanto.
Mulyanto juga mengkritisi pernyataan Zulkifli Hasan yang menyatakan sudah mengetahui dengan pasti akar persoalan migor ini yakni.
Menurut Mulyanto, Mendag harus lebih banyak mengamati lebih cermat tata kelola industri migor. Selain itu Mendag harus lebih sering diskusi dengan pakar di bidang ini.
"Zulhas jangan menganggap remeh sengkarut migor yang sudah berjalan hampir delapan bulan ini. Jangan pula jumawa menyatakan sudah mengetahui dengan pasti akar persoalan migor ini yakni, keterlambatan antispasi pemerintah atas pasokan CPO untuk migor," ujar Mulyanto.
Mulyanto menilai apa yang disampaikan Mendag baru ini terlau menyederhanakan masalah. Padahal sejatinya tidak demikian.
Kalau soal pasokan CPO, lanjut Mulyanto, faktanya Indonesia tidak kurang, termasuk untuk kebutuhan migor domestik.
Pemerintah sudah beberapa kali buka-tutup kebijakan DMO (domestic market obligation) untuk memastikan kecukupan pasokan CPO untuk produksi migor nasional.
Bahkan Presiden Jokowi sudah mengambil kebijakan larangan ekspor CPO dan turunannya, yang menyebabkan tangki-tangki penyimpanan CPO luber.
Bahkan ketika pemerintah menggulirkan kebijakan flush out (pengosonganh tangki simpan CPO untuk ekspor), pengusaha kelapa sawit justru teriak bahwa, tangki-tangki minyak sawit mentah (CPO) mereka masih belum terkuras sepenuhnya.
"Nahasnya, sampai kebijakan ekspor itu dibuka kembali, nyatanya tidak terjadi penurunan harga migor secara signifikan sesuai HET, baik untuk migor curah maupun migor kemasan," kata Mulyanto (*)