Diundang Liga Muslim Dunia, Tanda Penghormatan pada Puan sebagai Pemimpin Bangsa
RIAUMANDIRI.CO - Diundangnya Ketua DPR RI Puan Maharani oleh Liga Muslim Dunia untuk mengunjungi Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam di Madinah, Arab Saudi merupakan bentuk penghargaan kepada Puan sebagai salah satu pemimpin perempuan dunia.
“Undangan Liga Muslim Dunia adalah penghormatan dan sekaligus pengakuan kepada Puan sebagai pemimpin bangsa,” kata Pengurus Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU), KH. Marzuki Wahid, Kamis (2/6/2022).
Menurut Marzuki, bangsa Indonesia perlu merasa bangga karena hal tersebut juga merupakan penghargaan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Marzuki juga mengapresiasi langkah Puan yang melakukan diplomasi DPR di dalam kunjungannya itu. Apalagi pertemuan Puan dengan Liga Muslim Dunia merupakan dorongan agar pembangunan Museum Internasional Sejarah Nabi Muhammad SAW dan Peradaban Islam di Indonesia bisa segera selesai.
Langkah Ketua DPR ini sangat tepat dan penting. Tidak hanya memenuhi kebutuhan spiritual pribadi belaka, tetapi juga Mbak Puan menyelami dan menghayati kebutuhan masyarakat Muslim Indonesia yang merupakan jumlah muslim terbesar di dunia.
“Ini adalah diplomasi spiritual yang sangat menyentuh. Saya sangat mengapresiasi langkah Ketua DPR RI karena di sela-sela rangkaian ibadah umrah menyempatkan diri untuk memenuhi undangan untuk mengunjungi Museum Nabi Muhammad SAW di Madinah,” lanjutnya.
Marzuki menyebut, Puan menunjukkan empati terhadap harapan umat muslim di Indonesia mengenai kebutuhan fasilitas spiritual. Ia menganggap, empati spiritual diperlukan mengingat Indonesia merupakan negara yang masyarakatnya sangat menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan.
“Bukan karena kepentingan politik, tetapi pemenuhan hak dasar masyarakat. Dalam hal ini adalah hak spiritual masyarakat dalam beragama,” terang Marzuki.
Rektor Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) di Cirebon ini menilai, langkah yang dilakukan Puan penting ditiru pemimpin bangsa lain. Dalam keadaan apapun dan di mana pun, seorang pemimpin harus menyelami dan menghayati kebutuhan bangsanya, sekalipun sedang dalam rangkaian kegiatan ibadah.
“Saya menilai, dalam konteks ini berarti hati dan pikiran Puan adalah bangsa dengan berbagai persoalan dan tantangan yang harus diselesaikannya. Persoalan bangsa adalah konsennya yang melekat,” sebutnya.
“Ini adalah salah satu syarat untuk menjadi pemimpin besar Indonesia di masa mendatang. Apalagi Puan juga mencoba mendalami lingkungan Masjid Nabawi yang sangat artistik, religius, dan penuh dengan kesyahduan,” tambah Marzuki. (*