Konferensi Parlemen AA Dukung Palestina Merdeka
JAKARTA (HR)-Konferensi Palemen Asia-Afrika melahirkan enam kesepakatan. Salah satunya, adalah komitmen mendukung kemerdekaan Palestina dengan kedaulatan wilayahnya sesuai tahun 1967.
Kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati Konferensi Asia-Afrika ke-60 tersebut berlangsung sehari penuh, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (23/4).
Kegiatan itu dibuka secara resmi oleh Presiden Joko Widodo dan dihadiri pimpinan parlemen 24 negara.
"Peserta Konferensi Parlemen Asia-Afrika menilai dukungan untuk Palestina adalah wujud dari janji pada tahun 1955 yang belum terealisasi hingga kini. Sampai kini, Israel terus melaukan penjajahan terhadap Palestina," kata Ketua DPR Setya Novanto, usai penutupan kegiatan tersebut.
Kesepakatan lainnya yang diambil dalam pertemuan tersebut mengutuk keras seraya menuntut agar Israel membebaskan tahanan parlemen Palestina yang ditangkap secara semena-mena dan tanpa proses peradilan yang memadai.
Kemudian, peserta Konferensi Parlemen Asia-Afrika juga menyepakati untuk memperkuat peran parlemen dalam kerangka kerja sama selatan-selatan, promosi perdamaian dan kemakmuran dunia.
Kesepakatan lainnya adalah untuk meneguhkan komitmen Dasasila Bandung dengan semangat solidaritas, persahabatan, kerja sama sebagai prinsip pokok. "Komitmen ini akan terus dirajut di antara pemerintah dan parlemen negara-negara Asia-Afrika guna memecahkan masalah global yang menjadi keprihatinan bersama," kata Setya Novanto.
Selain itu, Konferensi Parlemen Asia-Afrika menegaskan komitmen parlemen-parlemen negara-negara Asia-Afrika untuk terlibat sedini mungkin dalam agenda pembangunan global SDGs. Sebagai upaya mewujudkan kerja sama Asia-Afrika ke depan, disepakati membentuk Asia Africa Parliamentary Group.
Momen Kebangkitan
Sementara itu, Presiden Jokowi mengatakan, Konferensi Asia Afrika 2015 yang berakhir Kamis (23/4) malam, merupakan tanda kebangkitan Asia-Afrika.
"Konferensi yang telah kita jalani ini merupakan salah satu forum antarpemerintah terbesar di dunia, di luar PBB, yang dihadiri oleh negara-negara Asia Afrika dan beberapa negara observer. Suara yang disampaikan dalam konferensi ini adalah suara kebangkitan bangsa-bangsa Asia Afrika. Sekali lagi, adalah suara-suara kebangkitan bangsa-bangsa Asia Afrika," ungkap Jokowi di hadapan ratusan peserta KAA.
Dengan besarnya peserta KAA ini, Jokowi menegaskan, aspirasi yang dihasilkan dari konferensi tidak bisa diabaikan oleh siapa pun. Jokowi pun menuturkan, semua negara telah sepakat mengenai inti perjuangan selatan-selatan.
"Yaitu kesejahteraan, solidaritas, dan stabilitas negara-negara Asia Afrika," imbuhnya.
Pelaksanaan KAA 2015 yang dimulai dengan Senior Official Meeting pada 19 April dan ditutup dengan pandangan setiap leader akhirnya selesai. Tiga dokumen berhasil dikeluarkan dalam konferensi yang dihadiri 21 kepala negara dan kepala pemerintahan serta delegasi dari 106 negara Asia-Afrika itu. Tiga dokumen itu yakni Pesan Bandung 2015, deklarasi penyegaran kemitraan strategis baru Asia Afrika, dan deklarasi tentang Palestina. (sam, kom)