RIAUMANDIRI.CO - Sri Lanka tengah dilanda krisis ekonomi. Adanya pemadaman listrik yang tak henti hingga pasokan bahan bakar berkurang menimbulkan aksi protes besar-besaran.
Rumah para pejabat setempat dibakar. Mobil-mobil pejabat pun turut menjadi korbannya.
Dalam unggahan video yang tersebar di dunia maya, sejumlah mobil dilempar demonstran ke sungai dan dibiarkan tenggelam. Mereka menumpahkan kekecewaannya karena sulit mendapatkan bensin dan harus bertahan dengan uang seadanya.
"Semua orang menderita. Mereka hanya satu kali makan sehari, bisakah kau bayangkan? Bisakah kau bayangkan?" ungkap seorang pria yang diwawancara dalam sebuah video.
Mobil bukan satu-satunya korban dari amukan para demonstran. Seperti disebutkan sebelumnya, rumah-rumah menteri dan anggota parlemen dibakar massa. Hotel mewah milik putra mantan Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa juga turut dibakar.
Sebelumnya para perusuh membakar kediaman yang dijadikan museum oleh keluarga Rajapaksa di Desa Hambantota, bagian selatan Sri Lanka.
Mengutip detiknews, krisis ekonomi ini merupakan yang terburuk sejak Sri Lanka merdeka dari Inggris pada tahun 1948.
Aksi protes besar meluas, mendesak pengunduran diri pemerintah yang sedang bersiap untuk merundingkan dana talangan dari Dana Moneter Internasional (IMF). Saat ini sudah ada 9 orang tewas dan 200 lainnya luka-luka.
Para demonstran menyerukan mundurnya Presiden Gotabaya Rajapaksa karena terjadinya krisis ekonomi terparah negara itu. Kakaknya, Perdana Menteri Mahinda Rajapaksa, mundur pada Senin (10/05) di tengah bentrokan tentara dan para pengunjuk rasa.
Namun mundurnya Mahinda Rajapaksa gagal meredam protes yang berlangsung. Saat ini Gotabaya Rajapaksa telah melantik Perdana Menteri Baru, Ranil Wickremesinghe untuk sebagai salah satu cara menangkal protes massa dan diharapkan bisa membantu menangani krisis ekonomi Sri Lanka.