RIAUMANDIRI.CO - Sejumlah kepala daerah membentuk tim khusus untuk mengantisipasi penyebaran virus hepatitis akut misterius yang sejauh ini telah membuat empat anak meninggal dunia di Indonesia.
Dilansir Cnnindonesia.com, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil membentuk tim ahli dari kesehatan untuk mempersiapkan skenario apabila hepatitis akut misterius sudah teridentifikasi secara medis.
"Di Jawa Barat, tim ahli sudah dibentuk bersama RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin). Laboratorium disiapkan untuk mengecek apakah ini kategori hepatitis akut dan lain sebagainya, saya cek sudah siap, bahkan teknologi molekuler terbaru sudah dimiliki," kata Emil di RSHS Bandung, Senin (9/5).
Pemprov Jabar telah menyiapkan ruangan-ruangan di RSHS apabila ditemukan orang yang terjangkit hepatitis akut. Penyakit ini menyasar bayi hingga remaja usia 16 tahun.
"Ruangan sudah disiapkan, jaga-jaga kalau ada di Jawa Barat. Dari catatan memang (hepatitis akut) terjadinya di usia bayi sampai 16 tahun. Namun kita belum mengetahui alasan sasaran di usia tersebut, tapi statistik menunjukkan itu," ujarnya.
Terpisah, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi khawatir dengan ditemukannya kasus ini di Indonesia. Ia membentuk tim khusus untuk menghadapi penyakit misterius yang belum diketahui penyebabnya tersebut.
"Untuk di Sumut saya sudah membentuk tim dipimpin oleh dokter Zainal Dirut RS Adam Malik. Anggota-anggotanya ada Inke Lubis, Dokter Lia dan dokter lainnya," kata Edy, Senin (9/5).
RK Siapkan Ruangan di RSHS Tampung Pasien Hepatitis Akut Misterius
Edy mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan dengan mengenakan masker dan menerapkan hidup sehat dan bersih untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut.
"Untuk mengantisipasi virus ini makanya tetap menggunakan masker. Terapkan dan bersihkan diri kita. Kalau itu virus yang bisa menularkan. Terkhusus untuk anak-anak balita kita," paparnya.
Sementara itu, Wali Kota Makassar Ramdhan Pomanto telah mengerahkan sebanyak 500 orang tim detektor untuk mendeteksi dini kasus hepatitis misterius di seluruh rumah-rumah warga di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Pria yang akrab disapa Danny ini mengaku hingga saat ini kasus hepatitis misterius tersebut belum ditemukan di Makassar.
"Kita ada tim detektor, kalau ada eskalasi tertentu. Karena sampai sekarang belum ada yang ditemukan, kami turunkan detektor kita ada 500 orang, tim detektor ini nanti ke rumah-rumah warga," ungkap Danny
Danny telah memerintahkan seluruh pusat kesehatan masyarakat (puskemas) di Makassar agar dapat memantau kondisi kesehatan warga sehingga hepatitis misterius ini dapat dicegah dan ditangani.
Danny juga mengimbau seluruh kepala RT dan RW untuk memantau kesehatan warganya masing-masing. Terlebih, setelah libur lebaran, banyak orang yang datang ke Makassar sehingga RT dan RW perlu lebih proaktif.
"RT RW harus memantau masyarakat kalau ada baru masuk, kita harus proaktif. Jangan kita menunggu terutama KK, harus di-warning didata," kata dia.