RIAUMANDIRI.CO - Vaksinasi Mosquirix disebut-sebut sebagai salah satu penemuan yang mengubah dunia.
Vaksin malarian ini menjadi harapan baru bagi masyarakat global dalam upaya melawan malaria.
Pada 6 Oktober 2021 lalu, Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengumumkan bahwa vaksin ini direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk digunakan secara umum.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan saat ini Indonesia masih berusaha mendapatkan vaksin Mosquirix dari WHO.
"Iya, kita masih mengupayakan untuk mendapatkan melalui WHO dan vaksin ini ditujukan kepada anak-anak sebagai prioritas terutama di daerah endemis tinggi, begitu rencananya," kata Nadia pada Sabtu (23/4/2022).
Dia mengatakan vaksin Mosquirix bisa digunakan untuk anak-anak maupun dewasa. Namun rencananya akan berfokus pada anak-anak terlebih dahulu.
"Anak-anak dan dewasa tapi kita akan fokus di anak-anak," ujar Nadia.
Kemudian, terkait kapan Vaksin Mosquirix mulai digunakan di Indonesia, Nadia mengatakan saat ini masih dalam tahap negosiasi, sehingga belum bisa dipastikan waktu dimulainya vaksinasi.
Masih tahap negosiasi semoga bisa cepat mendapatkan jumlah yang kita harapkan," ungkap Nadia.
Sebelumnya pada 14 Oktober 2021, vaksin Mosquirix atau RTS,S/AS01e pada mulanya dibuat pada 1987 oleh GlaxoSmithKline (GSK) yang berkolaborasi dengan Institut Penelitian Angkatan Darat Walter Reed sejak 1984.
Penelitian dan pengembangan vaksin malaria pertama ini telah memakan waktu selama lebih dari 30 tahun hingga akhirnya dapat digunakan seperti sekarang ini.
Sementara itu, uji klinis besar terhadap vaksin Mosquirix telah dilakukan di 7 negara bagian di Benua Afrika, yaitu Burkina Faso, Gabin, Ghana, Kenya, Malawi, Mozambik dan Tanzania.
Hasil uji klinis vaksin malaria ini pun menunjukkan kemanjuran sederhana untuk melawan penyakit malaria dan berguna sebagai alat kesehatan masyarakat, terutama di daerah penularan serta angka kematian yang tinggi, seperti di Afrika sub-Sahara.
Data dari percobaan tersebut menunjukkan bahwa vaksin dapat memberikan perlindungan sederhana terhadap malaria Plasmodium falciparum pada anak-anak dalam 12 bulan setelah vaksinasi.
Hasil dari vaksinasi dengan vaksin malaria Mosquirix diketahui efektif mencegah episode malaria klinis pertama dan satu-satunya, pada 56 persen anak berusia 5-17 bulan dan 31 persen pada anak berusia 6-12 minggu.
Vaksin Mosquirix hanya boleh digunakan di wilayah dengan persebaran malaria jenis P. falciparum paling banyak.
Sedangkan di Eropa, penggunaan vaksin malaria ini tidak disetujui untuk diberikan kepada anak-anak dengan usia lebih dari 17 bulan, remaja atau orang dewasa.