RIAUMANDIRI.CO - Alkohol memberikan dampak negatif untuk kesehatan. Studi teranyar menemukan, konsumsi minuman beralkohol, meski sedikit, bisa menurunkan materi abu-abu dan putih pada otak.
Dilansir Cnnindonesia.com, studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Communication ini menemukan, orang yang hanya mengonsumsi minuman beralkohol satu gelas per hari tetap bisa mengalami penurunan volume otak.
Melansir Very Well Health, para peneliti mempelajari otak dari 36.678 orang dewasa di Eropa antara usia 40 hingga 69 tahun. Semua orang dewasa dalam penelitian ini tidak memiliki kondisi kesehatan yang buruk sebelumnya.
Setiap orang dewasa melaporkan konsumsi alkohol rata-rata mereka dengan satu hingga dua minuman sehari yang dianggap sebagai minuman ringan dan lebih dari empat minuman dianggap sebagai minuman berat.
Penelitian ini memang hanya menunjukkan efek kumulatif dari konsumsi alkohol terus menerus. Tim peneliti tidak menunjukkan efek yang bisa dialami oleh mereka yang hanya minum satu kali.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) merekomendasikan bahwa orang dewasa yang memilih untuk minum harus membatasi asupan alkohol dua gelas atau bahkan kurang dalam sehari untuk pria, dan satu gelas minuman atau kurang untuk wanita.
Menurut mereka, temuan penelitian ini harus menjadi pengingat lain untuk berhati-hati. Jadi, jika Anda merasa terlalu banyak minum, hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan refleksi diri yang jujur tentang cara, pola, dan alasan Anda minum.
Seorang profesor di departemen neurologi dan biokimia di Universitas Georgetown, James Giordano, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, memperingatkan untuk tidak mencampuradukkan volume otak dengan fungsi otak. Dengan kata lain, penurunan volume otak, menurut dia, tidak berkorelasi dengan penurunan cara kerja otak Anda.
"Apakah minuman keras secara langsung berbahaya bagi otak? Konsensus tidak dalam jangka pendek. Dan bahkan mungkin ada manfaat tertentu yang kami kenali, seperti antioksidan dalam anggur merah dan putih," kata Giordano.
Giordano mengatakan, penjelasan yang paling mungkin dari penyusutan volume otak adalah efek dehidrasi alkohol serta dehidrasi dari waktu ke waktu karena penggunaan alkohol berulang.
Dia menjelaskan bahwa jika Anda pernah merasa haus saat minum alkohol, itu karena alkohol menarik air dari jaringan dan sel. Ini juga terjadi di otak di mana materi putih, bagian penghubung otak, menampung akson yang sarat dengan air.
Penurunan air dapat menjelaskan penurunan materi putih dan materi abu-abu. Giordano mencatat bahwa orang yang minum dalam jumlah harian tertinggi mungkin mengalami dehidrasi dan efek neurotoksik karena pengurangan volume otak terjadi di area utama yang terlibat dalam jaringan otak.
Meski demikian, minum terlalu banyak alkohol memang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada sistem saraf pusat Anda. Ini juga dapat meningkatkan risiko depresi, gangguan kecemasan, dan menyebabkan peradangan di otak