RIAUMANDIRI.CO - China masih berkutat dengan pembatasan wilayah atau lockdown. Pusat keuangan China di Shanghai, misalnya, berencana lockdown parsial dalam upaya untuk menahan lonjakan kasus COVID-19 lokal.
Dikutip dari CNA, lockdown, yang diumumkan oleh pemerintah kota Shanghai akan membagi kota menjadi dua di sepanjang Sungai Huangpu selama sembilan hari untuk melakukan tes COVID-19.
Ini adalah gangguan terkait COVID-19 terbesar yang melanda kota sejauh ini.
Penduduk akan diminta untuk tinggal di rumah, dan pengiriman akan ditinggalkan di pos pemeriksaan untuk memastikan bahwa tidak ada kontak dengan dunia luar.
Wu Fan, anggota tim ahli COVID-19 Shanghai, mengatakan bahwa pengujian massal baru-baru ini telah menemukan infeksi "skala besar" di seluruh kota, memicu respons yang lebih kuat untuk mengunci wilayah.
"Menahan wabah skala besar di kota kami sangat penting karena begitu orang yang terinfeksi dikendalikan, kami memblokir penularannya," katanya, seraya menambahkan bahwa pengujian akan dilakukan sampai semua risiko tersembunyi dihilangkan.
Lonjakan kasus COVID-19 baru-baru ini di China telah menambah tekanan pada ekonomi terbesar kedua di dunia itu, yang semakin menurunkan belanja konsumen.
Banyak warga China juga yang sudah teriak frustasi atas kebijakan 'zero COVID' yang diterapkan pemerintah.