RIAUMANDIRI.CO - Harga minyak goreng di Indonesia jauh lebih mahal dibandingkan Malaysia.
Padahal, Indonesia adalah penghasil sawit nomor wahid di dunia, sedangkan Malaysia menduduki peringkat nomor dua.
Mengutip laman resmi Kementerian Perdagangan Dalam Negeri dan Hal Ehwal Pengguna (KPDNHEP), harga minyak goreng bersubsidi di Malaysia hanya 2,5 Ringgit Malaysia (RM) per kilogram (kg) atau Rp8.500 per kg (kurs Rp3.400).
Di Negeri Jiran, minyak dijual dalam ukuran kilogram. Hal ini berbeda dengan minyak kemasan yang dijual dalam ukuran liter.
Dalam hitungan seperti itu, maka 1 liter minyak goreng setara dengan 0,9 kg.
Salah satu alasan minyak goreng di Malaysia bisa murah karena ada subsidi dari pemerintah. Subsidi diberikan lewat program cooking oil stabilization scheme (COSS).
Hanya saja, tak semua minyak yang dijual di Malaysia diberikan subsidi. Minyak goreng non-subsidi dijual dengan ukuran 2 kg dan 5 kg.
Berdasarkan beberapa sumber, harga minyak goreng non subsidi di Malaysia sebesar 27,9 RM ukuran 5 kg atau Rp95.100 per kg. Dengan kata lain, harga minyak goreng non-subsidi di Malaysia hanya Rp19 ribu per kg
Namun, harga minyak goreng non-subsidi berbeda-beda tiap daerah. Harga itu berlaku di beberapa wilayah, seperti Pulau Pinang.
Sementara, harga minyak goreng non-subsidi di Perlis dijual sebesar 28,29 RM dan di Kedah 28,9 RM.
Di Indonesia sendiri, harga minyak goreng tembus hampir Rp50 ribu per liter. Harga ini berlaku untuk minyak goreng kemasan.
Kemudian, harga minyak goreng curah berada di kisaran Rp20 ribu per liter. Angka itu jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan sebesar Rp14 ribu per liter.
Sebagai informasi, pemerintah baru saja mencabut aturan HET untuk minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter dan kemasan premium Rp14 ribu per liter.
Sebagai gantinya, pemerintah memberikan subsidi kepada minyak goreng curah. Namun, HET minyak goreng curah naik dari Rp11.500 per liter menjadi Rp14 ribu per liter