RIAUMANDIRI.CO - Saat ini banyak pengendara motor yang kurang paham soal tekanan angin pada ban. Apabila ban motor mulai kempis, pengendara sering tidak tahu harus mengisi tekanan angin seberapa besar.
Lebih parah lagi, ada juga pengendara yang 'cuek' ketika mengetahui bannya ternyata kempis atau kurang tekanan angin. Padahal, jika tidak segera diisi hal tersebut dapat membahayakan keselamatan di jalan.
Dengan begitu, kamu perlu memahami tekanan angin pada ban motor. Tapi perlu diingat, mengisi tekanan angin tidak boleh sembarangan karena ada ukurannya masing-masing sesuai kendaraan yang digunakan serta tingkat kebutuhan pengendara.
Dilansir dari Astra Motor, apabila motor lebih sering digunakan untuk berboncengan, maka tekanan angin yang diberikan harus lebih besar. Jika motor lebih sering digunakan untuk berkendara sendirian, atur tekanan angin sedikit lebih rendah agar terasa nyaman dan gesit di jalanan.
Ukuran tekanan angin pada ban juga disesuaikan dengan jenis motor. Tentu akan berbeda jika dibandingkan motor biasa dengan motor sport, karena dari ukuran kendaraan saja sudah berbeda jauh.
Misalnya, untuk tekanan ban motor matic bisa diatur tekanan anginnya pada angka 28-30 psi saja pada ban depan. Sementara pada ban belakang direkomendasikan tekanan anginnya sebesar 31-33 psi.
Tekanan angin 28 psi bisa digunakan pada pengendara motor yang sering bepergian sendiri, namun jika sering membawa beban berat atau berboncengan, disarankan tekanan anginnya sekitar 30 psi. Hal tersebut juga berlaku pada tekanan angin di ban belakang.
Lain halnya dengan pengendara motor bebek, tekanan angin ban yang direkomendasikan adalah 29-30 psi pada ban depan dan 31-33 psi untuk ban belakang.
Sementara itu, tekanan angin ban motor sport jauh lebih besar karena menyesuaikan dengan ukuran body motor. Disarankan untuk mengatur tekanan angin pada angka 32-34 psi pada ban depan, sementara untuk ban belakang angkanya jauh lebih besar lagi yakni 39-41 psi.