RIAUMANDIRI.CO - Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman dilaporkan ke Pusat Polisi Militer TNI AD dengan dugaan penodaan agama.
Koalisi Ulama dan Pengacara Anti Penodaan Agama (KUHAP APA) menduga Jenderal Dudung telah melakukan penodaan agama atas pernyataan ‘Tuhan Kita Bukan Orang Arab’ di siaran podcast YouTube Deddy Corbuzer, 30 November 2021 lalu.
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas pun angkat bicara soal laporan dugaan penodaan agama yang dituduhkan kepada Jenderal Dudung tersebut.
Menag menilai pernyataan Jenderal Dudung tentang pilihannya berdoa menggunakan bahasa Indonesia sebagaimana yang terpublikasi melalui podcast YouTube Deddy Corbuzer tersebut adalah hal yang tidak perlu diperdebatkan.
“Itu clear sekali kalau kita memahami pernyataan Jenderal Dudung secara utuh. Pernyataan itu juga menjadi penegasan bahwa Tuhan memang bukan makhluk, tapi sebagai Khalik (Sang Pencipta). Sudahlah, tidak ada yang perlu diributkan dengan statemen itu,” kata Menag Yaqut di Jakarta, Senin (7/2/2022) yang dilansir dari laman Kemenag.
Menurut Menag, dalam berdoa setelah salat, umat Islam diperbolehkan menggunakan bahasa apa pun, termasuk bahasa Indonesia. Pernyataan Jenderal Dudung dalam podcast tersebut juga dalam konteks soal pilihan dan cara berkomunikasi dengan Tuhan, jelas bukan bermaksud memosisikan Allah sebagai makhluk.
"Kalimat Jenderal Dudung ‘karena Tuhan Kita itu Bukan Orang Arab’ adalah tidak berdiri sendiri tapi bermakna penegasan setelah kalimat ‘Pakai bahasa Indonesia saja’," jelas Menag.
Menag mengajak semua pihak untuk mengedepankan proses klarifikasi (tabayyun) ketika melihat persoalan yang dinilai ambigu. Termasuk pada pernyataan Jenderal Dudung, semestinya bisa diselesaikan dulu dengan bertemu atau berdiskusi langsung. Cara tersebut, menurut Menag, akan lebih elegan dan tak menguras energi.
Menag menilai, sebagai petinggi TNI, Jenderal Dudung sudah pasti dibekali kedalaman pengetahuan dan kematangan cara berkomunikasi kepada publik. Dengan keyakinan itu, Jenderal Dudung tentu memiliki kehati-hatian dan mampu mengukur dampak pernyataan atau tindakannya di tengah publik.
“Termasuk soal agama, Jenderal Dudung justru selama ini memberikan perhatian besar terhadap upaya menjaga kerukunan umat beragama di Indonesia. Mari kita harus jernih melihat setiap persoalan,” ajak Menag.