RIAUMANDIRI.CO - Rusdhy Hoesein desak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Belanda memberikan perlindungan kepada sejarawan Bonnie Triyana yang dipolisikan di Belanda. Sebelumnya, Bonnie yang terdaftar sebagai kurator tamu pameran Revolusi 1945-1947 di Rijksmuseum, Amsterdam Februari-Juni mendatang dipolisikan atas sebuah artikel sejarahnya.
‘’Kedutaan Besar harus turun tangan, jangan sampai ketika tiba di Belanda nanti dia (Bonnie Triyana) langsung ditangkap dan diproses," ujar Sejarawan Rusdhy Hoesein kepada CNNIndonesia.com, akhir pekan kemarin melalui sambungan seluler.
Rusdhy yang juga Pembina Komunitas Historia Indonesia itu menegaskan, kedatangan Bonnie dalam pameran tersebut tak bisa hanya diartikan sebagai kurator tamu. Lebih dari itu, kata dia, kedatangannya merupakan tamu yang mewakili negara.
"Bonnie hadir sebagai perwakilan resmi dari Indonesia. Mewakili wajah Indonesia dalam pameran sejarah kedua negara tersebut," ujar Rusdhy.
Terlepas dari beda pemaknaan antara Belanda dengan RI soal periode 1945-1947, kata Rusdhy, sebuah gagasan mestinya tak elok untuk dikriminalisasi.
Menurutnya, diskursus akan jauh lebih penting bagi kedua negara untuk menemukan titik keseimbangan pemahaman tentang apa yang terjadi pascaproklamasi 1945.
"Semoga dengan perhatian dari Kedutaan Besar ini bisa kemudian jadi perhatian Menlu RI, karena dikhawatirkan persoalan ini membawa sentimen yang lebih tinggi, tentang nasionalisme," ujar Rusdhy.
Kedubes RI di Belanda belum merespons CNNIndonesia.com per Senin (24/1/2022) mengenai kabar terkini mengenai Bonnie yang dipolisikan tersebut. Namun dalam percakapan terakhir pada akhir pekan kemarin, pihak Kedubes mengaku belum menerima kabar tersebut.
"Sampai saat ini kami belum menerima kabar dari pihak berwajib," kata Dubes RI di Belanda, Mayerfas kepada CNNIndonesia.com, Selasa (18/1) melalui aplikasi pesan whatsapp.
Pegiat sejarah asal Indonesia, Bonnie Triyana dilaporkan ke kepolisian Belanda karena pernyataan opininya dalam sebuah surat kabar lokal yang dianggap memalsukan sejarah kelam Indonesia-Belanda. Pelaporan dibuat oleh Federasi Indo-Belanda (Federatie Indische Nederlanders/FIN).
Bonnie, sebagai salah satu kurator tamu, memutuskan meniadakan istilah 'bersiap' dalam pameran perjuangan RI menghadapi kolonialisme Belanda periode 1945-1947 yang digelar Rijksmuseum, Amesterdam. Pameran itu akan dibuka 11 Februari-22 Juni mendatang.
"Kami meyakini dalam kasus ini, Bapak Triyana telah melanggar hukum," ujar Juru Bicara FIN, Michael Lentze, kepada CNNIndonesia.com pada Selasa (19/1/2022).