RIAUMANDIRI.CO - Setiap tahun, momen malam pergantian tahun selalu dimeriahkan dengan pesta barbeque dan makan makan bersama dengan keluarga juga teman-teman. Perayaan tersebut bahkan sudah menjadi tradisi sejak dulu hingga sekarang.
Dalam ajaran Islam, umat muslim dilarang untuk ikut merayakan malam tahun baru. Seperti yang dijelaskan oleh ustaz Khalid Basalamah dalam ceramahnya yang diunggah di Channel YouTube SAP Channel (31/12/20).
"Malam tahun baru Islam saja tidak ada apalagi malam tahun baru Masehi. Nabi Muhammad SAW tidak pernah sekalipun merayakan malam tahun baru Islam maupun tahun baru Masehi," ujar ustaz Khalid Basalamah.
Sumber lain mengatakan bahwa diharamkannya umat muslim merayakan malam tahun baru karena perayaan tersebut hakikatnya adalah ritual peribadatan para pemeluk agama non-Muslim di Eropa.
Sesuai dengan sebuah Hadis yang mengatakan bahwa, "Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka," (HR. Ahmad, 5/20, Abu Dawud No 403).
Lantas bagaimana jika merayakan malam tahun baru tanpa sebuah ritual melainkan hanya mengadakan pesta barbeque atau makan makan bersama dengan keluarga dan teman?
Hal ini dijelaskan oleh ustaz Badru Salam dalam ceramahnya yang diunggah di channel YouTube BBG Al Ilmu. Saat itu ustaz Badru mendapatkan pertanyaan dari jamaahnya.
"Apakah boleh di malam tahun baru kita berkumpul dengan teman teman, tapi bukan untuk merayakan malam tahun baru, melainkan hanya untuk makan makan saja," bunyi pertanyaan.
Ustadz Badru menjelaskan bahwa kegiatan tersebut sama saja merayakan. Menurutnya walaupun tidak ada niatan untuk merayakan malam tahun baru tapi kegiatan itu berkumpul dan makan bersama sampai malam suntuk, sama saja mendukung kegiatan malam tahun baru.
"Kenapa kita lakukan makan makan di malam tahun baru kenapa nggak kita lakukan di malam-malam yang lain. Apa tujuannya?," ujar ustaz Badru.
Hal ini juga berkaitan dengan kebiasaan Nabi Muhammad SAW Yang tidak menyukai tidur sebelum Isya dan tidak menyukai ngobrol setelah sholat Isya maksudnya tidak suka begadang sampai semalam suntuk setelah sholat Isya.
"Ketika sholat Isya Rasulullah SAW pun tidur. Ketika masuk sepertiga malam Rasulullah SAW pun sholat tahajud. Tidakkah kita ingin mencontoh Rasulullah SAW. Bukankah Rasulullah SAW sebaik-baiknya suri teladan bagi kita," ujar ustaz Badru.