RIAUMANDIRI.CO - Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Pekanbaru menyidak lokasi pengerjaan proyek Instalasi Pengelohan Air Limbah (IPAL) di Kecamatan Sukajadi.
Banyak hal yang menjadi temuan saat inspeksi mendadak (sidak) pada Selasa (7/12) itu. Apa yang dikeluhkan masyarakat ternyata memang ditemukan.
Di Jalan Rajawali, rombongan menemukan proyek galian IPAL menutup akses jalan masyarakat, tepatnya akses menuju Jalan Melur maupun ke Jalan Durian.
Komisi IV DPRD Pekanbaru mewanti-wanti pihak kontraktor IPAL agar segera menuntaskan dan menyelesaikan pekerjaannya.
Sebab, masyarakat sudah lama mengeluh karena galian IPAL di Jalan Rajawali ini tak kunjung selesai.
Manager lapangan PT Hutama Karya (HK), Angga menjelaskan bahwa lamanya pengerjaan galian IPAL di Jalan Rajawali terkendala pipa PDAM yang pecah.
"Jadi pipa-pipa PDAM yang pecah ini membuat pekerjaan kontraktor terhambat dan ini sudah dilaporkan untuk segera dilakukan pergantian. Dan untuk pekerjaan di Jalan Rajawali ini, kita akan selesaikan dalam dua minggu ke depan," ucapnya.
Setelah itu, rombongan Komisi IV bersama Dinas PUPR dan Dishub Kota Pekanbaru meninjau galian IPAL di Jalan KH Ahmad Dahlan, tepatnya di Simpang Jalan Mangga.
Di lokasi ini, Komisi IV DPRD menyayangkan galian IPAL yang membuat kondisi jalan semakin rusak. Ditambah lagi, saluran drainase tersumbat oleh sendimen galian ini membuat jalan tergenang air.
Ketua Komisi IV DPRD Pekanbaru, Sigit Yuwono menyesalkan kejadian tersebut.
"Kinerja kontraktor ini sudah fatal. Seharusnya mereka bekerja itu harus ada tempat penampungan sementara dulu. Diendapkan sampai pasirnya turun, baru airnya mengalir. Tapi setelah kita lihat semua, parit kiri kanannya itu ditutup semua," katanya.
Sigit mendesak kontraktor IPAL segera menuntaskan dahulu galian yang dibuang ke drainase masyarakat. Langkah ini diambil guna menghindari terjadinya banjir yang kerap menggenangi lingkungan masyarakat sekitar.
"Kita akan lihat minggu ini apakah parit-parit itu dibersihkan atau tidak oleh pihak kontraktor," ujar Sigit.
Politisi Demokrat ini juga mengaku kecewa atas kinerja kontraktor, dalam hal ini PT Hutama Karya, PT WiKa, PT Perumahan Pembangunan (PP) dan PT Adhi Karya. Ia menilai, keempat kontraktor ini bekerja tidak profesional.
"Setelah kunlap ini, kita akan panggil kontraktor IPAL. Kita ingin tahu apa yang telah mereka buat setelah kita bersama-sama meninjau pengerjaan galian IPAL ini," tutupnya.