RIAUMANDIRI.CO - Sejak sore tadi, Senin (22/11/2021) Kota Pekanabaru dipenuhi poster-poster bergambar wajah Syafri Harto, Dekan Fisip Unri yang jadi tersangka kasus pelecehan seksual terhadap mahasiswi bimbingannya.
Dalam poster-poster tersebut, tertulis tuntutan terhadap kepolisian dan Rektor Unri terkait kelanjutan kasus Syafri Harto.
"Dekan mesum jadi tersangka. Sikap rektor jadi tanda tanya," tertulis di salah satu poster.
"Di Fisip Unri banyak predator seks! Jaga anak perempuan kalian dan nyalakan tanda bahaya," tertulis di poster lainnya.
"Kami mengundang Pak Nadiem ke Unri. Biar tahu kalau kasus pelecehan dan kekerasan seksual di Unri itu sistemik."
Selain poster, di beberapa jembatan penyebrangan juga terbentang spanduk dengan tulisan-tulisan bernada marah.
"No justice, no piece."
"Dear, Rektor dan Jaksa. We are watching!"
"Pak Nadiem ke sini dong. Biar tahu kalau predator seks di Fisip Unri masih saling bantu!!"
"Stop lindungi predator seks!"
Dari pantauan lapangan, poster dan spanduk itu terpasang di banyak dinding di Jalan Sudirman dan tiang-tiang listrik, juga di jembatan penyebrangan dan fly over, serta halte-halte.
Salah satu pelaku penyebar poster yang berhasil kami temui meminta masyarakat tenang. Sebab aksi mereka ramah dan tidak mengotori lingkungan.
"Tenang ya, kami tidak merusak fasilitas publik. Kami tidak pakai double tip yang meninggalkan jejak. Kami pakai selotip. Jadi poster-posternya mudah dilepas," ujar pria yang tidak ingin disebutkan namanya itu.
Sementara itu, salah satu Pengacara Publik LBH Pekanbaru, Rian Sibarani mengatakan aksi yang tergolong vandalistis ini adalah ungkapan kekecewaan masyarakat terhadap lambannya negara mengakomodiasi kasus pelecehan seksual, terutama di dunia kampus.
"Ini bentuk kegelisahan publik yang menilai pimpinan universitas terkesan tidak serius menangani kasus kekerasan seksual di UNRI. Rektor harus punya sikap tegas. Dan juga rektor harusnya melihat kasus ini sebagai kasus yang harus dan wajib untuk diselesaikan," ujarnya.