RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto mensyukuri capaian PT. Pertamina Hulu Rokan (PHR) menyumbang pemasukan negara sebesar Rp2,7 triliun dari bagi hasil penjualan minyak dan pajak pada bulan ini.
Namun, kata Mulyanto, Pertamina jangan cepat berpuas diri, karena nilai pemasukan tersebut masih di bawah target yang ditetapkan.
Dia minta PHR terus mengembangkan inovasi agar hasil eksploitasi di Blok Rokan itu bisa meningkat. Sehingga pendapatan negara bisa bertambah.
"Secara umum sumbangan kepada negara itu ada dua jenis. Pertama dari dana bagi hasil minyak. Kedua dari pajak," kata Mulyanto kepada media ini, Selasa (9/11/2021).
Besarnya kontribusi bagi negara tersebut sangat bergantung pada produksi minyak atau lifting pada wilayah kerja tersebut. Semakin tinggi lifting, setelah dikurangi biaya (cost recovery), maka akan semakin besar bagian untuk negara.
Untuk mengejar target lifting, Mulyanto mendorong PHR untuk melakukan pengeboran baru dan menerapkan teknik enhanced oil recovery (EOR).
Menurutnya, PHR tidak bisa hanya mengandalkan produksi dari sumur lama, yang usianya sudah tua. Jika PHR ingin merealisasikan target lifting, maka pilihannya harus membuat sumur baru dan menerapkan teknologi baru yang lebih efisien.
Selama hal ini tidak dikerjakan, maka Mulyanto pesimistis produksi minyak PHR dapat sesuai target.
Data lifting minyak di Blok Rokan ini terus turun. September 2021 dilaporkan lifting minyak Blok Rokan hanya sebesar 158.000 barel perhari (BPH). Padahal target yang ditetapkan sebesar 165.000 BPH. Besaran target ini pun masih lebih kecil dibandingkan target tahun sebelumnya.
"Sementara itu sekarang sudah masuk bulan November. Artinya PHR hanya punya sisa waktu sebulan untuk mengejar target yang ditetapkan itu," kata Mulyanto.
Mulyanto memperkirakan hingga akhir tahun 2021 target lifting Blok Rokan tidak tercapai. Karena itu Mulyanto minta PHR segera menyusun rencana kerja yang lebih komprehensif dan matang, agar pencapaian target di tahun mendatang bisa optimal.
"Kita mensyukuri proses alih kelola dapat berjalan. Namun kinerja harus terus ditingkatkan, sehingga pendapatan negara dapat dicapai sesuai target. PHR harus terus bekerja keras dan smart," pinta Mulyanto.