RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto membandingkan kinerja Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden.
Jokowi dinilai lebih baik dari SBY. SBY dinilai terlalu banyak rapat tanpa mengambil keputusan. Sedangkan Jokowi dinilai sosok presiden yang turun ke bawah kemudian memberikan arahan, mengadakan rapat kabinet terbatas, lalu mengambil keputusan dalm forum tersebut.
"Dasar penilaian Hasto tidak jelas kriterianya. Padahal syarat untuk membandingkan itu harus ada kriteria yang equal dan dapat dipertanggungjawabkan," kata pengamat komunikasi politik M. Jamiluddin Ritongan kepada media ini, Senin (25/10/2021).
Jamil sangat menyayangkan orang sekelas Hasto menilai kinerja SBY dan Jokowi tanpa kriteria jelas dan bahan yang equal. Apalagi hanya membandingkan berdasarkan rapat.
"Hasil penilaian Hasto selain sangat subyektif juga sudah pasti sangat sepihak," tegas mantan Dekan FIKOM.IISIP Jakarta itu.
Karena itu, menurut Jamil, selayaknya penilaian Hasto dianggap angin lalu saja. Penilaian seperti itu tidak punya dasar nilai ilmiah.
"Hasto sebaiknya belajar lagi studi komparatif agar tidak lagi sepihak dalam menilai. Hasto juga tidak perlu mempermalukan dirinya hanya karena menilaian sepihak terhadap SBY dan Jokowi," kata pengajar Universitas Esa Unggul itu.