RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Perseteruan Celeng versus Banteng semakin memanas di tubuh Pertai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Perseteruan ini menggambarkan pertarungan arus bawah dan arus atas di tubah partai pimpinan Ibu Megawati Soekarnoputri," kata pengamat komunikasi politik M. Jamiluddin Ritonga kepada media ini, Jumat (15/10/2021).
Menurutnya, arus bawah mewakili akar rumput berjuang ingin mengusung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024. Mereka mengklaim sebagai relawan yang kehadirannya konon tidak meminta izin Ganjar.
Sedangkan arus atas mewakili petinggi struktural PDIP. Kelompok ini konon menginginkan kadernya tidak terlibat dalam dukung mendukung capres. Semua kader diminta untuk menunggu keputusan sang Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Kelompok arus atas ini disatu sisi ingin kadernya tidak berbicara capres, namun publik sudah mengetahui mereka mendukung Puan Maharani untuk menjadi capres.
"Hal ini kiranya yang membuat arus bawah marah dan melakukan pembangkangan. Kelompok ini jelas-jelas mengabaikan sebutan celeng, bahkan menjadikannya sebagai bentuk perlawanan terhadap arus atas," kata Jamil.
Sebetulnya menurut Jamil, perseteruan ini akan mereda bila Ganjar mau turun tangan. Ganjar secara terbuka dapat meminta para relawan dan kader PDIP untuk menghentikan dukungan kepadanya.
"Kalau itu dilakukan Ganjar, setidaknya akan terkuak bahwa kehadiran para relawan benar-benar tanpa seizinnya. Relawan mendeklarasikan dukungan benar-benar bukan keinginan dan permintaannya atau sponsor tertentu yang memang diketahui Ganjar," kata Dekan FIKOM IISIP Jakarta 1996 - 1999 itu.
Jika hal itu dilakukan Ganjar, akan membantah bahwa dia ambisi untuk nyapres. Setidaknya, ucapan Ganjar hanya ingin bekerja sebagai gubernur dengan sendirinya akan terkonfirmasi.
Arus atas juga akan dengan sendirinya tidak akan lagi menyudutkan Ganjar. Ganjar akan dinilai darahnya memang tetap banteng.
"Jadi, kunci penyelesaian perseteruan Celeng versus Banteng ini ada pada Ganjar. Masalahnya, apakah Ganjar mau meminta relwannya untuk menghentikan dukungannya sampai Megawati memutuskan capres dari PDIP?" kata pengajar Universitas Esa Unggul itu.