RIAUMANDIRI.CO - Hingga saat ini, setidaknya 3 ribuan masyarakat masih mengungsi akibat kerusuhan di Dekai, Yahukimo, Papua pada Ahad (3/10/2021) lalu.
Selain itu, kepolisian menetapkan 22 orang tersangka terkait peristiwa itu.
Dilansir dari Republika, Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Panmas) Humas Mabes Polri, Brigadir Jenderal (Brigjen) Rusdi Hartono mengatakan, laporan terbaru dari Polres Yahukimo, juga menyampaikan jumlah pengungsi yang masih ribuan.
Tercatat masih ada 3.609 warga yang mengungsi,” ujar Rusdi. Dari laporan yang diterima Mabes Polri, ada tiga pos pengungsian yang saat ini menjadi konsentrasi pengamanan warga. “Di Mapolres Yahukimo, Gereja Gidi Evanhastia, dan Koramil Dekai,” terang Rusdi.
Namun kepolisian di sana meyakinkan, situasi keamanan di distrik kerusuhan, sudah berangsur aman.
“Untuk penanganan kasusnya (kerusuhan) di Yahukimo, sudah penyidikan, dan sudah menetapkan 22 orang sebagai tersangka,” ujar Rusdi, di Mabes Polri, Jakarta, pada Rabu (6/10).
Rusdi menambahkan, proses penyidikan yang berjalan saat ini di Polres Yahukimo, masih membuka peluang penetapan tersangka tambahan.
“Penyidikan masih terus berjalan, dan sedang mendalami, dan kemungkinan jumlah tersangka ini bertambah cukup besar (banyak),” kata Rusdi.
Kerusuhan di Dekai, Yahukimo, Papua, terjadi pada Ahad (3/10) waktu setempat. Laporan dari Polda Papua, dikatakan enam orang tewas, dan 41 warga dilarikan ke rumah sakit, serta 10 lainnya dirusuk ke perawatan serius di Jayapura.
Kabid Humas Polda Papua, Komisaris Besar (Kombes) Ahmad Mustofa (AM) Kamal mengabarkan, kerusuhan tersebut terjadi antara Suku Kimyal, yang menyerang warga Suku Yali.
Selain menimbulkan korban jiwa, dan luka-luka, Kombes Kamal juga mengatakan, kerusuhan antarsuku tersebut, juga mengakibatkan kerugian materiil.
“Dari tempat kejadian perkara, setelah dilakukan pemantauan langsung, tercatat lima unit mobil dibakar, dan 11 unit motor dibakar, dan tujuh rumah dalam keadaan hangus terbakar,” tutur Kamal, dalam rilis resmi yang diterima wartawan di Jakarta, pada Rabu (6/10).
Sementara penyebab timbulnya kerusuhan masih terus didalami. Akan tetapi, Brigjen Rusdi mengatakan, dugaan sementara penyebab kerusuhan terkait dengan wafatnya mantan bupati Yahukimo Abock Busup.
Kata Rusdi, Abock Busup ditemukan meninggal dunia di salah satu kamar saat menginap di hotel di wilayah Jakarta Pusat, pada Ahad (3/10). Ada dugaan, kabar penyebab kematian Ketua DPW Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut terdistorsi di kampung halaman.
“Kematian saudara Abock Busup sendiri, ini masih didalami lagi penyebabnya,” kata Rusdi melanjutkan.
Kasus tersebut, saat ini dalam penanganan di Polres Jakarta Pusat, dan Polda Metro Jaya Jakarta. Tetapi, kata Rusdi menambahkan, laporan visum penyebab kematian Abock Busup, tak ada indikasi kekerasan, maupun benturan fisik lainnya.
“Jadi kepolisian mengindikasikan, kerusuhan tersebut, akibat kematian Abock Busup yang latar belakangnya masih didalami juga,” tegas Rusdi.