Webinar Literasi Digital: Bangkit dari Pandemi dengan Literasi

Kamis, 05 Agustus 2021 - 18:06 WIB

RIAUMANDIRI.CO, ROHUL - M.Adhi Prasnowo., ST., MT., IPM., ASEAN Eng memaparkan Menurut beliau, ada 7 Skill 

Yang Dibutuhkan Untuk Era Yang Semakin Serba 

Digital, yaitu Komunikasi Secara Profesional Lewat Social Media, Paham Cara Pengoperasian 

Gadget Dan Laptop, Kemampuan Marketing Dan Promosi Lewat Internet, Mengambil Dan 

Mengedit Gambar Lewat Smartphone, Paham Search Engine Optimization Menjadi Nilai 

Tambah, Memutakhirkan Skill Dan Kemampuan Yang Dimiliki Saat Ini, dan Bisa 

Mempromosikan Produk Lewat Video. 

 

Cecep Nurul Alam, S.T., M.T memaparkan Menurut beliau, Keamanan digital sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman dan nyaman (Sammons & Cross, 2017). Tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia. Cara melindungi diri dari pencurian data, yaitu hapus informasi pribadidari profil media sosial, selalu pantau pengaturan keamanan di media sosial, gunakan beragam password, perhatikan pengaturan privasi di ponsel anda, dan hati-hati dengan email yang tak kenal.

 

Alpin Jarkasi Husein Harahap memaparkan Menurut beliau, Budaya  baru  dimana  budaya  kemanusiaan akan mendigitalkan dan berubah menjadi bentuk baru. Budaya digital adalah keseluruhan gaya hidup dan kebiasaan yang  diciptakan oleh inovasi yang dibawa oleh  zaman di mana manusia hidup, teknologi lebih  banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, internet hadir bagai pisau bermata dua yaitu dapat memberikan manfaat positif sekaligus memberikan dampak negative. Ada 4 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu keterampilan untuk  mengonsumsi informasi secara  fungsional, keterampilan mengonsumsi  secara kritis, keterampilan prosuming  (produksi) fungsional, dan keterampilan prosuming  kritis.

 

Paiman Sanen, S,Ag., M.Pd.I memaparkan Menurut beliau, Hargai orang lain; selayaknya di dunia nyata, kita juga harus menghargai orang lain di dunia siber. Apa yang kamu posting/unggah merupakan cerminan diri dan pribadi kamu. Pikirkan segala sesuatunya sebelum kamu mengungah tulisan, foto, video, dan internet. juga perlu diingat, bahwa apa yang kamu unggah di media sosial bersifat public dan akan permanen. Jangan mengunduh konten bajakan di internet. hargai hak kekayaan intelektual orang lain, hanya unduh dan bayar (jika berbayar) konten dari sumber yang terpercaya. Jangan melakukan plagiat, jangan mengambil gambar/tulisan/kutipan orang seolah-olah sebagai ide milik kita. Tulis sumber dengan benar jika mau mengambil informasi yang kita temukan di internet. hargai privasi dirimu dan orang lain. Jangan umbar data pribadi di internet dan minta izin jika mau mengungah foto/data pribadi orang lain di internet. Dan berpikir kritis, informasi yang bisa kita dapatkan dari internet sangatlah deras, oleh karena itu kita harus berpikir kritis untuk dapat menepis mana informasi yang benar dan salah.

 

Dwi Wahyu Krisna Putra memberikan pertanyaan kepada Cecep Nurul Alam, S.T., M.T

Q : jika dalam media sosial kena hackter bagaimana cara mengembalikan agar tidak kena hackter?

A : cara mengembalikan akun, kita bisa membuat password yang kuat dengan karakter, huruf, dan angka khusus, gunakan two authentication factor, pasang antivirus, bedakan nomor untuk belanja online dan belajar, serta selalu update software. 


 

@ranityanurlita, peran digital sangat berpengaruh sekali, apalagi dalam kondisi pandemic seperti saat ini yang membuat kita terus dirumah. Kita harus memanfaatkan digital sebaik mungkin, karena platform itu tergantung penggunanya. Kalau penggunanya positif, platformnya pun akan ikut positif.

 

Kegiatan webinar literasi digital pada hari Kamis, 05 Agustus 2021, pukul 14.00 WIB, dengan tema DIGITAL BANGKIT DARI PANDEMI DENGAN LITERASI DIGITAL dibuka oleh moderator Adnin Adinda Azmatunnisa. Moderator memberikan reminding untuk para hadirin dalam 5 menit sebelum acara dimulai. Kemudian moderator membuka rangkaian kegiatan webinar ini dengan mengucap salam dan membawakan tagline Salam Literasi Digital Indonesia Makin Cakap Digital, serta mengingatkan para hadirin untuk selalu menjaga protokol kesehatan, menjaga jarak, mencuci tangan dan selalu memakai masker. Rangkaian acara pertama yaitu pemutaran lagu Indonesia Raya. Setelah itu dilanjutkan kembali oleh moderator untuk mempersilahkan sambutan dari Dirjen Aplikasi dan Informatika KEMENKOMINFO, bapak Samuel A. Pangarepan. 


 

Setelah itu moderator membuka acara dengan menyapa para hadirin terutama yang berasal dari RIAU, KAB. ROKAN HULU. Kemudian, menyapa Key Opinion Leader yaitu @ranityanurlita, beliau adalah Penggiat Lingkungan. Kemudian moderator membacakan tata tertib bagi para peserta kegiatan webinar ini.

 

Setelah itu moderator menyapa dan mempersilahkan narasumber pertama yaitu M.Adhi 

Prasnowo., ST., MT., IPM., ASEAN Eng. Beliau adalah Mendeley Advisor Akademisi. Beliau 

meyampaikan materi dengan tema “Belajar Digital Yang Mudah, Murah dan Aman Untuk 

Masa Depan”. Menurut beliau, ada 7 Skill Yang Dibutuhkan Untuk Era Yang Semakin Serba 

Digital, yaitu 

  • Komunikasi Secara Profesional Lewat Social Media

social media memang banyak digunakan untuk beberapa hal yang penting, mulai dari pekerjaan, dan lain-lain.

  • Paham Cara Pengoperasian Gadget Dan Laptop

Metode mengoperassikan gadget dan laptop memang menjadi hal yang penting agar pekerjaan atau task bisa dilakukan lebih cepat.

  • Kemampuan Marketing Dan Promosi Lewat Internet

sekarang, promosi lewat internet adalah sesuatu yang sedang booming. Jadi inilah yang perlu dipelajari dengan serius.

  • Mengambil Dan Mengedit Gambar Lewat Smartphone

skill yang dibutuhkan untuk era yang semakin serba digital adalah mengambil gambar dan mengedit gambar lewat Smartphone.

  • Paham Search Engine Optimization Menjadi Nilai Tambah

Kemampuan yang satu ini akan membantu bisnis atau pekerjaan kamu supaya menjadi yang nomor satu di mesin pencarian Google.

  • Memutakhirkan Skill Dan Kemampuan Yang Dimiliki Saat Ini

Coba bayangkan apa saja skill dan kemampuan yang kamu miliki. Jika sudah paham, tinggal bagaimana menerapkan dan meningkatkan kemampuan tersebut secara maksimal.

  • Bisa Mempromosikan Produk Lewat Video. 

Membuat video sangatlah mudah sekarang. Tinggal bagaimana mengemasnya menjadi video promosi yang sangat bagus dan juga luar biasa di dalamnya.

 

Ada 8 profesi yang diprediksi berkembang di tahun 2022, yaitu software developer, apps developer, analis data, manajer operasional, sales representatives, analis keuangan, human resources specialist, serta teknisi dan insinyur bidang robotika.

 

Setelah itu, moderator beralih ke narasumber kedua yaitu Cecep Nurul Alam, S.T., M.T. Beliau adalah Bidang Ahli ICT Kopertais II Jawa Barat dan Kepala Divisi e-Learning. Beliau menyampaikan materi dengan tema “Mengulik Fitur Keamanan Di Aplikasi Dan Media Sosial”. Menurut beliau, Pengguna Internet Indonesia di tahun 2020 memiliki Jumlah populasi pengguna lebih besar dari jumlah populasi penduduk Indonesia dengan pertumbuhan digital yang cukup tinggi. Keamanan digital sebuah proses untuk memastikan penggunaan layanan digital, baik secara daring maupun luring dapat dilakukan secara aman dan nyaman (Sammons & Cross, 2017). Tidak hanya untuk mengamankan data yang kita miliki melainkan juga melindungi data pribadi yang bersifat rahasia. Identitas digital pada dasarnya adalah identitas seseorang sebagai pengguna platform media digital (Monggilo, Kurnia, & Banyumurti 2020). Contoh identitas yang terlihat adalah nama akun, foto profil pengguna, deskripsi pengguna, dan identitas lain yang tercantum dalam akun. Sedangkan identitas yang tidak terlihat, yaitu PIN/Password/Sandi, two factor authentification, OTP, dan identitas lain. Di Indonesia, Rancangan Undang-undang Pelindungan Data Pribadi (RUUPDP) mendefinisikan data pribadi sebagai setiap data tentang seseorang yang teridentifikasi dan atau dapat diidentifikasi secara tersendiri atau dikombinasikan dengan informasi lainnya  baik secara langsung maupun tidak langsung melalui sistem elektronik dan/atau non elektronik (dalam Monggilo, Kurnia & Banyumurti 2020). Contoh data pribadi umum, yaitu nama, jenis kelamin, kewarganegaraan, agama, pekerjaan, tanggal lahir, dll. Sedangkan contoh data pribadi khusus, yaitu data kesehatan, biometric genetika, keuangan, data keluarga, dll. 

Cara melindungi diri dari pencurian data, yaitu hapus informasi pribadidari profil media sosial, selalu pantau pengaturan keamanan di media sosial, gunakan beragam password, perhatikan pengaturan privasi di ponsel anda, dan hati-hati dengan email yang tak kenal. Beberapa jenis kejahatan siber, yaitu phising, malicious domains, malware, rekayasa sosial, dan denial of service. Perangkat digital memiliki peran vital dalam melakukan aktivitas digital. Misalnya ketika kita  melakukan komunikasi seringkali kita menggunakan gawai yang terkoneksi dengan jaringan  internet pada keseharian kita, sehingga dalam menggunakan perangkat digital kita perlu melakukan proteksi terhadap perangkat digital yang kita miliki. Ada 8 bahaya menggunakan WiFi gratisan, yaitu pencurian data oleh peretas, ancaman snooper, akun sosial media rentan dibajak, WiFi jebakan, rentan terkena virus, banyak iklan mengganggu, pencurian data nasabah, dan website palsu. 

 

Setelah narasumber kedua selesai memaparkan materinya, moderator mempersilahkan 

narasumber ketiga yaitu Alpin Jarkasi Husein Harahap. Beliau adalah Koordinator Umum I.p2D dan Penggiat Teratai Literasi. Beliau akan menyampaikan materinya dengan tema “Memperkuat Integrasi dan Keberagaman Melalui Budaya Digital”. Menurut beliau, Revolusi Industri 4.0 mendorong  disrupsi teknologi digital  berlangsung dengan sangat pesat  hingga mempengaruhi tatanan  perilaku masyarakat. Keteraturan  yang umumnya muncul dalam pola  interaksi sosial, kini turut  terdisrupsi, mengaburkan beragam  batasan dan norma-norma sosial. 

Dimana bumi dipijak, di situlah langit dijunjung,  artinya di manapun kita berada kita tetap  harus menghormati aturan yang berlaku. Budaya  baru  dimana  budaya  kemanusiaan akan mendigitalkan dan berubah menjadi bentuk baru. Budaya digital adalah keseluruhan gaya hidup dan kebiasaan yang  diciptakan oleh inovasi yang dibawa oleh  zaman di mana manusia hidup, teknologi lebih  banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Namun, internet hadir bagai pisau bermata dua yaitu dapat memberikan manfaat positif sekaligus memberikan dampak negative. Fenomena orang bisa "bicara semaunya" dan “bertindak  semaunya” di dunia maya dengan komentar kasar, caci maki,  menyudutkan, bahkan menyinggung SARA (suku, agama, ras,  dan antar golongan) seakan tidak mudah dibendung (Astuti,  2015). Contoh disintegrasi sosial, yaitu Kesenjangan Ekonomi dan  Pendidikan, Individualisme,  Ekfklusifisme dan Gaya  Hidup Hedonisme, Rasisme dan Intoleransi, serta Fanatisme.  

Bagaimana cara kita membangun budaya digital yang berbudaya, kita bisa memulai dari kesadaran, kebajikan, kejujuran, dan tanggung jawab dari diri kita. Ada 4 kompetensi yang harus dimiliki, yaitu keterampilan untuk  mengonsumsi informasi secara  fungsional, keterampilan mengonsumsi  secara kritis, keterampilan prosuming  (produksi) fungsional, dan keterampilan prosuming  kritis. Bagaimana cara kita memanfaatkan kekayaan budaya untuk kepentingan negara? Kita bisa menjaga Indonesia untuk warisan anak cucu, Menjaga Indonesia untuk menghargai jasa para  pahlawan, Saling menghormati perbedaan.  Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan.  Menaati peraturan, Menjaga kebanggaan kita sebagai bangsa Indonesia, Menjaga persatu dan kesatuan bangsa Indonesia, dan Memanfaatkan kekayaan budaya bangsa untuk  kepentingan rakyat Indonesia.

 

Kemudian, moderator mempersilahkan narasumber keempat yaitu Paiman Sanen, S,Ag., 

M.Pd.I. Beliau adalah Wakil Ketua LAZIS-Mu Riau. Beliau menyampaikan materi dengan tema “Etika Digital”. Menurut beliau, Siberkreasi & Deloitte (2020) merumuskan etika digital (digital ethics) adalah kemampuan individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, mempertimbangkan dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquet) dalam kehidupan sehari-hari. Indonesia telah memiliki Undang-Undang terkait pemanfaatan TIK yang salah satu tujuannya adalah untuk memberikan rasa aman, keadilan dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi Undang-Undang tersebut adalah UU No.19 Tahun 2016 tentang perubahan atas Undang-Undang No.11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Salah satu bagian dari UU ITE ini adalah terkait dengan perbuatan yang dilarang, khususnya dalam pasal 27-29 yang terkait dengan konten. Beberapa perbuatan yang dilarang tersebut sebagai berikut: pada pasal 27, disebutkan bahwa setiap orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan melanggar kesusilaan, perjudian, penghinaan dan/atau pencemaran nama baik, serta pemerasan dan/atau pengancaman. 

Hargai orang lain; selayaknya di dunia nyata, kita juga harus menghargai orang lain di dunia siber. Apa yang kamu posting/unggah merupakan cerminan diri dan pribadi kamu. Pikirkan segala sesuatunya sebelum kamu mengungah tulisan, foto, video, dan internet. juga perlu diingat, bahwa apa yang kamu unggah di media sosial bersifat public dan akan permanen. Jangan mengunduh konten bajakan di internet. hargai hak kekayaan intelektual orang lain, hanya unduh dan bayar (jika berbayar) konten dari sumber yang terpercaya. Jangan melakukan plagiat, jangan mengambil gambar/tulisan/kutipan orang seolah-olah sebagai ide milik kita. Tulis sumber dengan benar jika mau mengambil informasi yang kita temukan di internet. hargai privasi dirimu dan orang lain. Jangan umbar data pribadi di internet dan minta izin jika mau mengungah foto/data pribadi orang lain di internet. Dan berpikir kritis, informasi yang bisa kita dapatkan dari internet sangatlah deras, oleh karena itu kita harus berpikir kritis untuk dapat menepis mana informasi yang benar dan salah. Fatwa Majelis Ulama Indonesia mengharamkan hal-hal sebagai berikut: 

  • melakukan ghibah, fitnah, namimah, dan penyebaran permusuhan

  • melakukan bullying, ujaran kebencian, dan permusuhan atas dasar suku, agama, ras, atau antar golongan.

  • Menyebarkan hoax serta informasi bohong meskipun dengan tujuan baik, seperti info tentang kematian orang yang masih hidup

  • Menyebarkan materi pornografi, kemaksiatan, dan segala hal yang terlarang secara syar’i

  • Menyebarkan konten yang benar tetapi tidak sesuai tempat dan/atau waktunya. 


 

Setelah selesai pemaparan materi dari keempat narasumber selanjutnya masuk kepada sesi tanya jawab. Ada beberapa peserta yang memberikan pertanyaannya yang berkesempatan untuk hadiah voucher e-money sebesar 100 ribu rupiah.

  1. Alvia Turrahmi memberikan pertanyaan kepada M.Adhi Prasnowo., ST., MT., IPM., ASEAN Eng

Q : Bagaimana cara memperkenalkan kecakapan digital bagi mereka yang belum mengetahui bagaimana kecakapan digital kita pada saat ini? Terima kasih

A : memang ketika kita membahas koneksi. Paling tidak bahwa yang akan mulai digabung ketika kita berbicara kecakapan digital kita bisa lihat melalui komunitas atau sekolah-sekolah atau bisa membentuk komunitas masyarakat. Kita bisa memberikan pemahaman kecakapan digital kepada yang belum mengerti.

 

  1. Dwi Wahyu Krisna Putra memberikan pertanyaan kepada Cecep Nurul Alam, S.T., M.T

Q : jika dalam media sosial kena hackter bagaimana cara mengembalikan agar tidak kena hackter?

A : cara mengembalikan akun, kita bisa membuat password yang kuat dengan karakter, huruf, dan angka khusus, gunakan two authentication factor, pasang antivirus, bedakan nomor untuk belanja online dan belajar, serta selalu update software. 

 

  1. Muhammad Fadhil Zailani memberikan pertanyaan kepada Alpin Jarkasi Husein Harahap 

Q : Bagaimana cara tanggapan bapak tentang orang yang radikalisme terhadap budaya yang kita bawakan tadi sehingga munculnya sebuah konflik

A : memang radikalisme masih menjadi masalah di negara ini. Persoalan radikalisme jika ditinjau dari keketatan akademi. Kadang kala, radikalisme bisa bermasalah jika ia melakukan tindakan. Jika keketatan tidak benar, maka ketidakadilan sosial masih belum merata. Indonesia merdeka bukan karena satu suku, tetapi juga dibantu oleh banyak suku. 

 

  1. Devi Yolanda memberikan pertanyaan kepada Paiman Sanen, S,Ag., M.Pd.I.

Q : menurut bapak, apakah sebaiknya kita memberikan masukan kepada warga net yang kurang sopan dan tidak bisa membedakan mana wadah publik dan wadah pribadi ketika sedang berpendapat dalam sosial media, karena tipikal orang yang seperti itu sangat jarang mau menerima baik masukan maupun kritikan

A : berteman bermedia sosial sama dengan berteman di dunia nyata. Maka ada banyak panduan bermedia sosial. Di dunia nyata banyak orang yang kita berikan saran, ia akan menerima. Kalau di dunia maya, kita bisa memberikan saran mengunakan fakta dan berikan sumbernya agar ia mengerti kalau informasi yang ia berikan itu salah. Kita hanya bisa menyampaikan kebenaran, tetapi kita tidak bisa memaksa seseorang itu menerima kebenaran kita. 

 

Setelah sesi tanya jawab, masuk kepada sesi bincang-bincang moderator kepada Key Opinion Leader. Menurut @ranityanurlita, peran digital sangat berpengaruh sekali, apalagi dalam kondisi pandemic seperti saat ini yang membuat kita terus dirumah. Kita harus memanfaatkan digital sebaik mungkin, karena platform itu tergantung penggunanya. Kalau penggunanya positif, platformnya pun akan ikut positif. Semua hal sudah ada di dunia digital, seperti mengedit, belajar, dll. Ada banyak platform yang bisa kita manfaatkan seperti webinar kominfo sangat bermanfaat untuk memahami digital. Saat kita berbcara tentang keamanan digital, banyak sekali yang harus kita lakukan agar akun kita aman, yaitu dengan ganti password yang mudah diingat dengan karakter, huruf, dan angka khusus.  Semakin kita men-share berita hoaks, itu akan mempengaruhi psikis kita. Lebih baik kita men-share berita positif. Kita hidup digital seperti saat ini sama seperti saat kita bersosialisasi dengan masyarakat secara langsung. 


 

Selesai acara webinar moderator menutup acara dengan mengucapkan terimakasih kepada para narasumber dan kepada para peserta webinar. Salam Literasi, Indonesia Makin Cakap Digital!

 

Editor: M Ihsan Yurin

Terkini

Terpopuler