RIAUMANDIRI.CO, ROHIL - Webinar literasi digital pada pagi ini, Senin, 16 Agustus 2021 dimulai pukul 09.02 yang dibuka oleh moderator, Nada Safitri. Moderator membuka acara dengan salam, tagline webinar literasi digital “Cerdas dan Bijak Berinternet: Pilah Pilih Sebelum Sebar”, dan doa bersama. Moderator menyapa para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta webinar. Tema pada pagi ini adalah “Menjadi Pendidik Kreatif di Era Digital”. Moderator memersilahkan seluruh peserta webinar untuk berdoa dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya.
Acara selanjutnya, para narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta mendengarkan sambutan dari keynote speech, Samuel A. Pangerapan selaku Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo. Dilanjutkan dengan moderator menyapa key opinion leader, @tomrist_ selaku Moderator Debat Capres-Cawapres 2019. Moderator menyapa sekaligus berbincang dengan key opinion leader seputar tema webinar hari ini pada pukul 09.12.
Moderator melanjutkan dengan membacakan tata tertib selama berjalannya webinar literasi digital. Setelah membacakan tata tertib, pukul 09.21 narasumber pertama yaitu, Betty Epsilon Idroos, MSi. membawakan materi. Beliau adalah seorang KPU DKI Jakarta dan Alumni US ACYPL Program. Materi yang disampaikan adalah “Yuk Cerdas Menggunakan Internet”.
SUMMARY: Tips dan trik agar cakap berinternet di dunia digital adalah kita harus ketahui manfaat dan dampak berinternet. Di internet kita juga dapat memeroleh informasi atau berita, intrernet dapat digunakan sebagai media komunikasi langsung atau tidak langsung, dan di internet kita juga dapat melakukan jual beli barang atau jasa melalui e-commerce.
Internet singkatan dari Interconnected Network, yaitu sistem komunikasi global atau dunia yang menghubungkan semua computer dan gadget lain dengan jaringannya ke seluruh dunia. Beberapa fitur yang dapat diakses oleh internet adalah computer seperti personal computer, laptop, HP, dan Tab. Lalu penyedia layanan seperti TV kabel, jaringan, 4G/4G+, GSM, dan lain-lain. Ada juga jaringan kabel seperti kabel telfon dan Wifi. Dan yang terakhir ada Google, Youtube, Whatsapp, dan media sosial lainnya. Dalam memanfaatkan media digital maka kita harus melek dan cakap digital, yaitu minat, sikap, dan kemampuan individu untuk tepat menggunakan teknologi digital dan alat komunikasi untuk mengakses, mengelola, mengintegrasikan, mengevaluasi informasi, membangun pengetahuan baru, dan berkomunikasi dengan orang lain untuk berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat.
Tips dan trik agar cakap berinternet di dunia digital adalah ketahui manfaat dan dampak berinternet. Di internet kita dapat memeroleh informasi atau berita, sebagai media komunikasi langsung atau tidak langsung, jual beli barang atau jasa melalui e-commerce. Dampak positif berinternet kita dapat kemudahan dalam data dan informasi, kemudahan bertransaksi, go green, sebagai media komunikasi, dan media bertukar data. Lalu dampak negatifnya adalah hoax, pornografi, penipuan, skimming, perjudian, carding, bullying, dan menjauhkan yang dekat. Maka kita harus cerdas dalam berinternet dengan cara melakukan kegiatan yang positif, menjadi jurnalisme warga, berorganisasi, IPTEK, berita, data, jejaring, dan lain-lain. Say no to hoax, tepat penggunaannya, bijak ketika online, pikir sebelum posting, unduh yang sehat, dan unggah yang bermanfaat. Pukul 09.39 pemaparan dari narasumber pertama selesai.
Narasumber kedua yaitu, Dionni Aditya Perdana, M.Ikom. menyampaikan materi pada pukul 09.42. Beliau adalah seorang Akademisi dan Penggiat Literasi Digital. Materi yang disampaikan berjudul “Kenali dan Pahami Rekam Jejak di Ruang Digital”.
SUMMARY: Cara untuk mengamankan privacy di ruang digital adalah dengan memerhatikan perangkat yang di install, baca review sebelum install seperti identitas pembuat aplikasi, jumlah unduhan, rating, dan lain-lain. Pilih aplikasi yang tersertifikasi, membaca syarat dan ketentuan, dan perhatikan pengaturan “third-party access” atau “app permission”. Hindari penggunaan koneksi internet wireless (Wi-Fi) di sembarang tempat, cek ‘properties’ dan perhatikan tipe enkripsi (WEP, WPA dan WPA2). Dalam menggunakan kata sandi, kombinasikan huruf dan angka atau karakter, kata sandi yang beragam di masing-masing akun, ganti password secara berkala, tidak memberi tahu kata sandi tersebut ke sembarang orang.
Jejak digital adalah jejak data yang kita buat dan kita tinggalkan saat menggunakan perangkat digital (dictionary.com, 2021). Salah satu ancaman terbesar bagi kaum muda di situs media sosial adalah jejak digital dan reputasi masa depan mereka, (O'Keeffe & Clarke-Pearson, 2011). Yang dapat dikatakan jejak digital adalah situs web yang kita kunjungi, email yang kita kirim, komentar yang kita tinggalkan pada media sosial, foto yang kita unggah, transaksi kita pada situs atau platform belanja daring, dan segala informasi yang kita kirimkan ke berbagai layanan daring. Rekam jejak digital berpotensi dicari, dilihat, disalin, diproduksi, dan lain-lain. Rekam jejak digital digunakan sebagai terror atau pembunuhan karakter, dan email atau aplikasi yang diretas juga dapat disalah gunakan.
Cara untuk mengamankan privacy di ruang digital adalah dengan memerhatikan perangkat yang di install, baca review sebelum install seperti identitas pembuat aplikasi, jumlah unduhan, rating, dan lain-lain. Pilih aplikasi yang tersertifikasi, membaca syarat dan ketentuan, dan perhatikan pengaturan “third-party access” atau “app permission”. Hindari penggunaan koneksi internet wireless (Wi-Fi) di sembarang tempat, cek ‘properties’ dan perhatikan tipe enkripsi (WEP, WPA dan WPA2). Penggunaan algoritma AES (Advanced Encryption Standard) dan TKIP (Temporal Key Integrity Protocol). Dalam menggunakan kata sandi, kombinasikan huruf dan angka atau karakter, kata sandi yang beragam di masing-masing akun, ganti password secara berkala, tidak memberi tahu kata sandi tersebut ke sembarang orang, apalagi sampai membagikannya di media sosial, dan yang terakhir aktifkan verifikasi dua langkah (2FA). Berhati-hati dengan URL yang dipersingkat, jangan klik link atau tautan dari sumber yang tidak dikenal atau untuk kepentingan yang tidak dijelaskan.
Malware (malicious software) merupakan perangkat lunak yang dirancang untuk mengontrol perangkat secara diam-diam, bisa mencuri informasi pribadi milik kita, mencuri sandi dan nomor akun
dari ponsel, komputer, tablet dengan cara membebankan biaya palsu pada akun pengguna, dan bahkan melacak lokasi dan aktivitas pengguna tanpa sepengetahuan mereka (Lookout.com, 2020). Maka kita harus berekspresi melalui konten yang positif, edukatif, menghibur, dan yang inspiratif. Pemaparan selesai pada pukul 10.19 WIB.
Materi selanjutnya disampaikan oleh narasumber ketiga yaitu Andi Saputra, S.I.Kom. pada pukul 10.22. Beliau selaku Researcher at Insight Institute. Materi yang disampaikan adalah “Cerdas dan Bijak Berinternet Budaya Digital”.
SUMMARY: Dalam membangun budaya digital yang sehat, maka diperlukan kesadaran, integritas atau kejujuran, kebajikam, dan tanggung jawab. Kita juga harus cerdas dalam menanggapi berita hoax dengan cara memerhatikan sumber berita, baca keseluruhan isi berita, cek keaslian foto dan video yang disebarkan, dan kritis serta cerdas dalam membaca berita. Maka, hati-hati dalam menyebarkan berita, dahulukan saring sebelum sharing.
Dimana bumi dipijak, di situlah langit dijunjung, artinya di manapun kita berada kita tetap harus menghormati aturan yang berlaku. Budaya digital adalah keseluruhan gaya hidup dan kebiasaan yang diciptakan oleh inovasi yang dibawa oleh zaman di mana manusia hidup, teknologi lebih banyak terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Indonesia dikenal sebagai negara multikultur (agama, RAS, suku Bahasa, warna kulit, geografis, adat, dan ideologi). Kebangsaan Indonesia merupakan konstruksi yang belum berakhir. Ia berproses dan dinamis, imajinasi Indonesia dipengaruhi oleh paradigma atau perpektif anak bangsa. Sejarah keindonesiaan beberapa kali retak akibat adanya konflik berbasis identitas, atau ideologi. Budaya digital tak dapat dihindari, teorema internet is everything, diikuti dengan budaya digital media baru, yaitu media sosial. Keindonesiaan pada hampir sewindu belakangan, acapkali tercoreng akibat menguatnya polarisasi masyarakat bahkan pembelahan masyarakat pemicunya adalah derasnya arus bias informasi di media sosial.
Beberapa bentuk disintegrasi sosial yang ada seperti kesenjangan ekonomi dan Pendidikan, inidividualisme, eksklusifme, dan gaya hidup hedonism. Lalu rasisme dan intoleransi dan fanatisme. Masalah yang ada pun beragam, seperti berita hoax di media sosial, penipuan online shop, dan penipuan SMS. Kita harus memiliki beberapa kompetensi seperti, keterampilan untuk mengonsumsi informasi secara fungsional, keterampilan menggunakan secara kritis, keterampilan presuming (produksi) fungsional, dan keterampilan prosuming kritis.
Dalam membangun budaya digital yang sehat, maka diperlukan kesadaran, integritas atau kejujuran, kebajikam, dan tanggung jawab. Kita juga harus cerdas dalam menanggapi berita hoax dengan cara memerhatikan sumber berita, baca keseluruhan isi berita, cek keaslian foto dan video yang disebarkan, dan kritis serta cerdas dalam membaca berita. Maka, hati-hati dalam menyebarkan berita, dahulukan saring sebelum sharing. Pemaparan oleh narasumber ketiga selesai pada pukul 10.16.
(Narasumber keempat Ilham Ramadhan, S.Kom. (Etika Digital) selaku Guru SMA Negeri 1 Simpang Kanan Rokan Hilir tidak hadir karena terdapat kendala dan dilanjutkan ke sesi tanya jawab).
Setelah sesi pemaparan materi bersama para narasumber selesai, moderator beralih ke sesi tanya jawab dan diskusi antara penanya dan narasumber. Ada empat penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan e-money untuk yang beruntung.
-
Afiatul Munawaroh memberikan pertanyaan kepada Betty Epsilon Idroos, MSi.
Q : Langkah apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah atau membatasi diri agar tidak termakan berita hoax karena hal tersebut dapat berdampak sosial, ekonomi, politik, keamanan dan bisa mengancam keutuhan negara? Dan bagaimana pula cara menanamkan anak untuk kritis dalam berfikir karena tidak dapat dipungkiri anak sangat mudah sekali terprovokasi atau labil ketika menemukan berita hoax?
A : Berdasarkan pengalaman saya, orang tua saya sangat mudah mendapatkan berita hoax di Whatsapp. Jika ada judul yang provokatif maka kita harus waspada dan harus cek dahulu kebenarannya. Kedua, kita bisa mengecek ke alamat situs resmi apakah berita tersebut valid atau tidak. Berikutnya, cek alamat pengirim situs tersebut, banyak sekali yang claim bahwa berasal dari portal berita.
-
Desi memberikan pertanyaan kepada Dionni Aditya Perdana, M.Ikom.
Q : Ruang digital saat ini menjadi jalan masuk berbagai informasi secara bebas. Apalagi di era digital saat ini serangan hoaks maupun disinformasi semakin masif di media sosial. Strategi apa yang perlu dilakukan untuk mengedukasi masyarakat agar lebih aware menanggapi setiap berita yang beredar di media sosial? Dan bagaimana memutus mata rantai penyebaran hoax? Terlebih untuk para remaja. Bagaimana tips dan trik agar generasi milenial merasa secure dari hatespeech atau cyberbullying di media digital?
A : Membangun awareness bisa dengan melihat sumbernya terpercaya atau tidak. Kemudian, jangan kita kasih panggung ke penyebar hoax karena semakin banyak yang percaya maka semakin banyak juga sang penyebar hoax. Crosscheck ke portal berita yang menyediakan berita-berita terpercaya.
-
Dyah Yuniatul Mukarromah memberikan pertanyaan kepada Andi Saputra, S.I.Kom.
Q : Adakah lembaga atau platform yang menaungi atau merehabilitasi bagi penyebar berita hoax atau ujaran kebencian yang pelakunya masih dibawah umur untuk menimbulkan efek jera bagi anak dibawah umur yang suka menyebar berita hoax?
A : Kita sebagai masyarakat digital harus lebih bijak, baca berita dahulu sebelum disebarkan, jika kita ketahui berita tersebut adalah berita hoax, maka kita bisa mencegahnya kepada orang yang menyampaikannya dan bisa mengedukasikan serta mengklarifikasi berita tersebut.
Sesi tanya jawab selesai pada pukul 10.40. Moderator kembali memanggil key opinion leader @tomrist_: “Banyak sekali masyarakat yang terlalu partisan dalam menyebarkan berita seperti politik dan lainnya, dengan mudahnya mereka share tanpa melihat dampaknya. Jangan sampai kita terjebak karena memuaskan ego kita dengan asal berkomentar dan kemudian kita terjerumus. Kita harus saring sebelum sharing, jangan kemudian, report dengan cek dan melakukan pembanding. Lalu kita harus belajar dan meliterasi digital, catat yang penting ketika mengikuti literasi digital seperti hari ini. Ketahui peraturan hukum dan jangan sampai kemudian kita di blacklist seperti saat melamar pekerjaan.”
Setelah berbincang-bincang dengan key opinion leader selesai, moderator memberikan kesimpulan dari pemaparan materi-materi webinar sesi pagi ini dan mengumumkan enam pemenang lainnya yang berhasil mendapatkan voucher e-money sebesar Rp. 100.000. Moderator mengucapkan terima kasih kepada keempat narasumber, key opinion leader, dan seluruh peserta webinar. Pukul 10.58 webinar literasi digital hari ini selesai, moderator menutup webinar ini dengan mengucapkan salam, terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital!