RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Kegiatan webinar literasi digital pada hari Jum’at, 25 Juni 2021, pukul 14.00 WIB, dengan tema Yuk, Menjadi Produktif Di Media Sosial dibuka oleh moderator Avicenna Moderator memberikan reminding untuk para hadirin dalam 5 menit sebelum acara dimulai. Kemudian moderator membuka rangkaian kegiatan webinar ini dengan mengucap salam dan membawakan tagline Salam Literasi Digital Indonesia Makin Cakap Digital, serta mengingatkan para hadirin untuk selalu menjaga protokol kesehatan, menjaga jarak, mencuci tangan dan selalu memakai masker. Rangkaian acara pertama yaitu pemutaran lagu Indonesia Raya. Setelah itu dilanjutkan kembali oleh moderator untuk mempersilahkan sambutan dari Dirjen Aplikasi dan Informatika KEMENKOMINFO, bapak Samuel A. Pangarepan.
Setelah itu moderator membuka acara dengan menyapa para hadirin terutama yang berasal dari Riau, Pekanbaru. Kemudian, menyapa Key Opinion Leader yaitu @kikibakri_by, beliau adalah seoarang Owner @ratu.glowing Dan PT. Sulawesi Auliah. Kemudian, moderator membacakan tata tertib bagi para peserta kegiatan webinar ini.
Setelah itu moderator menyapa dan mempersilahkan narasumber pertama yaitu bapak Tengku Adri Muslim beliau adalah seorang Praktisi Komunikasi Digital. Beliau meyampaikan materi dengan tema “Yuk, Produktif Di Media Sosial”. Menurut beliau Transformasi digital kita lebih banyak di dorong untuk beraktivitas di rumah saja, Apalagi anak sekolah masa sekarang, Mengontrolnya pun kadang sulit, Ya memang semuanya sulit untuk lepas dari gadgetnya, Hal-hal webminar yang seperti ini harus selalu dilakukan, agar bisa lebih produktif.
Yang pertama kita bahas adalah Waktu, Produktifitas di mulai dari atur waktu, Kemudian Santun, Komunikatif, Obyektif & Tidak Emosional. Seringkali yang terjadi adalah obyektifitas, Maka kawan kawan anak muda lah menjadi motor penggerak situasi Indonesia yang aman dan tidak mudah dipecah belah. Dari sisi negatif yang sebelumnya saya bicarakan, Kenapa kita tidak jadikan media sosial sebagai Media belajar atau mengajar, Mencari atau berbagi IDE dan inspirasi, Memperluas Jaringan, Membentuk Karakter, Membangun personal Branding, Jejak digital kalian adalah personal branding kalian, hari ini mungkin biasa aja, tapi nanti ketika sudah 2 atau 3 tahun kedepan baru akan terlihat dan Menambah Kebaikan diri atau Orang lain, Mungkin kita pernah dengar kitabisa.com yang dibangun oleh anak muda, Banyak sekali inspirasi positif kenapa kita harus mengambil inspirasi yang negatif.
Pilah pilih posting adalah hal yang penting karena jika tidak, kita akan banyak menebar sampah digital. Kemudian Sigap Deteksi Konten, awas Konten Hoax, Pornografi, Penipuan, Kekerasan, Fitnah, SARA & Ujaran Kebencian. Lindungi Diri dan orang lain dengan mengadukan konten negatif ke aduankonten.id. Kemudian jangan tunggu Babak Belur, harus sadar potensi Seranga Siber, Siapkan perlindungi gadget anda dan aplikasi. Jangan sembarangan, karna situasi mempengaruhi diri kita. Kadang kita juga ga sadar buka website judi padahal biasanya di situs tersebut sudah ditanamkan virus trojan malware danlainnya.
Setelah itu, moderator beralih ke narasumber kedua yaitu ibu Anwar Fattah, S.T, M.TI beliau adalah Dosen dan Youth Education Observer. Beliau menyampaikan materi dengan tema “Rekam Jejak Dalam Kebebasan Berekspresi”. Menurut beliau, hati hati dengan jejak digitalmu, hati hati dengan data pribadi jangan sampai jatuh ke tangan yang tidak bertanggun jawab.
Bagaimana kebebasan berekspresi kita, dimana kebebasan itu akan dibatasi dan berpengaruh kepada diri kita masing-masing. Kemudian apa saja jejak digital yang bisa ditinggalkan ? :
-
Postingan Media Sosial
-
Pencarian Google
-
Tontonan Youtube
-
Pembelian di Market place, Dan lainnya.
Narasumber memutar video yg berupa contoh bagaimana seorang putri yang sudah melakukan seleksi di exchange program kemudian bermasalah pada jejak digitalnya. Maka dari itu teman teman harus hati hati oleh internet. Namun kita lihat sisi positifnya kita bisa melihat banyak contoh orang-orang yang besar karena Internet.
Ada yang disebut dengan Privacy, Privasi adalah HAK, Kita perlu melindungi Data Pribadi, Contohnya agama, Di indonesiao mungkin biasa saja, Tapi di luar negeri Agama Adalah salah satu Privasi. Jadi privasi itu adalah Kesadaran, apakah data yang saya input di media sosial harus telah dikaji apakah perlu atau tidak perlu, lalu jangan pernah posting identitas di media sosial karna dapat disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab Contohnya untuk digunakan data Pinjaman Online. Dan kita tidak pernah tau siapa lawan bicara kita di Internet. Untuk merawat jejak digital kita bisa membiasakan diri untuk memosting hal-hal positif, Lalu gunakan Kata sandi yang kuat, Karna Kata Sandi itu seperti Pakaian Dalam, Dan Sebaiknya diganti secara berkala. Hapus aplikasi yang sudah tidak digunakan, Dan selalu Update Perangkat Lunak.
Setelah narasumber kedua selesai memaparkan materinya, moderator mempersilahkan narasumber ketiga Maria Aribeni, S.Si, M.Si Beliau menyampaikan materi dengan tema “Media Sosial Sebagai Personal Branding”. Menurut beliau, Pencitraan digital sangatlah penting karena menggambarkan gambaran sesorang, dan hati hati terhadap berita hoax, karna masih banyak orang orang yang percaya akan berita-berita Hoax tersebut.
Bagaimana sebuah Lembaga mencitrakan dirinya untuk mensosialisaasikan agenda-agendanya agar sampai ke pelosok desa, dimana kadang dibeberapa daerah yang belum baik jaringannya kita akan sulit menyampaikannya.
Menurut Data yang diperoleh, Hampir 8 Jam orang Indonesia menggunakan Internet, Lalu menurut data kominfo, Facebook adalah Platform yang sering di akses pada Indonesia, Dan Tidak semua pengguna internet mampu menyaring berita hoax. Digital Skill atau keterampilan digital adalah kemampuan untuk secara efektif dan kritis menavigasi, Mengevaluasi dan membuat informasi dengan menggunakan media sosial Khususnya. Bermedia sosial atau mulai mengetahui memiliki kemampuan digital ini sangatlah penting, tidak hanya efek negative saja yang dapat diterima. Kita harus mampu Cek dan Re Cek informasi yang kita dapat. Kita harus paham bagaiman cara kita menjadi orang yang benar-benar kreatif dalam berdigitalisasi, salah satunya adalah Editing foto kemudian Story Telling, Apa yang harus kita kemukakan pada media sosial, Jangan pernah meninggalkan Kemampuan digitalisasi.
Kemudian, moderator mempersilahkan narasumber keempat yaitu bapak Jayus, S.Sos., M.I.Kom beliau adalah Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Riau yang Menyampaikan materinya dengan tema “Digital Etik”. Menurut beliau sosial media adalah sebuah media online dengan para penggunanya (user) bisa dengan mudah menggunakan. Media sosial di Indonesia total populasi sebanyak 268,2 Juta, pengguna media social begitu luar biasa lebih dari setengah dari jumlah penduduk Indonesia yaitu sebsear 150 juta jiwa. Namun terdapat tantangan di media social seperti, hoax cyber bullying, hate scpeech, poronografi, cyber bully, radikalisme, cyber crime.
Menggunakan media digital mestinya diarahkan pada niat, sikap, dan prilaku yang etis demi kebaikan bersama, Apalagi di Indonesia multikultur, Maka etika digital sangat relevan dipahami dan dipraktekkan oleh semua warga Indonesia, Kemudian apa fungsinya etika ?, Fungsi etika adalah menilai Tindakan-tindakan yang dilakukan dalam berikteraksi dengan sosial, apakah benar atau salah. Apakah Baik atau Buruk, Apakah sesuai atau bertentangan dengan norma dan ketentuan yang berlaku didalam sebuah lingkungan Sosial.
Dimana bumi dipijak, Di situlah langit dijunjung, Artinya di manpun kita berada kita tetap harus menghormati aturan yang berlaku, Castells Menyebutnya sebagai sebuah bentuk masyarakat baru akibat marknya penggunaan internet baik melalui PC, Laptop maupun smartphone, Mengapa kita perlu Etika ? Supaya Tertib, Teratur, Damai, Patuh terhadap Norma-norma Dan Bertanggung Jawab
Langkah kolaburasi yang dapat kita lakukan adalah, Menggunakan Caption yang baik, Tidak berbau SARA dan inspiratif kepada orang lain,Mengunakan metode engagement seperti Likes pada setiap postingan yang positif dan inspiratif, Menggunakan Hastagh Untuk menautkan informasi spesifik berkaitan dengan Netiket, menggunakan metode Comment dalam melakukan interaksi satu sama lain dengan menyertakan mention akun lain, Menggunakan metode follow atau subscribe untuk mengikuti setiap Update pesan dari teman dan terakhir menggunakan metode Feeds untuk mengirim pesan berupa kata-kata, Foto atau Video dari teman.
Setelah selesai pemaparan materi dari keempat narasumber selanjutnya masuk kepada sesi tanya jawab. Ada beberapa peserta yang memberikan pertanyaannya yang berkesempatan untuk hadiah voucher e-money sebesar 100 ribu rupiah.
-
Waisul Kurnia memberikan pertanyaan kepada Bapak Anwar Fattah, S.T, M.TI
Q : Pada jaman sekarang, banyak sekali pembobolan akun sosmed oleh oknum tidak bertanggung jawab, lalu oknum tersebut menshare jejak digital kita ke publik, bagaimana seharusnya kita bertindak terhadap oknum tersebut? terkait dengan UU ITE, apakah hal tersebut termasuk pelanggaran terhadap UU ITE ?
A : Bagaimana Tindakan kita, Jadi memang data pribadi merupakan Data Privasi, Kita memang berkepentingan bahwa data itu tidak boleh disebarkan, Dari UU ITE ada peraturan yang mengatur masalah tersebut, Namun ada juga yang diperbolehkan jika ditugaskan oleh Pihak Berwenang
-
Bapak Muhibuddin Akhmad memberikan pertanyaan kepada Bapak Tengku Adri Muslim
Q : Berkaitan disiplin bermain Medsos, Barangkali banyak yang Candu bermain Smartphone dan medsos, Bagaimana mengatur waktu bermedsos agar tidak Candu, Bagaimana Solusinya agar disiplin?
A : Yang penting gimana kita commit pada waktu, Kita mungkin pernah melewati fase itu, Yang terpending adalah berkomitmen pada diri, Kalo saya sih gitu, Kita mau ngapain aja besok dan review diri sendiri, Kita harus membuat jadwal. Contohnya untuk anak saya, Saya biasakan jika sudah jam 9, Hp sudah diletakkan di atas meja
-
Bapak Muhibuddin Akhmad Memberikan Pertanyaan Kepada Ibu Maria Aribeni, S.Si, M.Si
Q : Bagaimana meningkatkan Skill Digital Di umur yang sudah 50 Tahun keatas ?
A : Intinya Kebiasaan, Jika lingkungan kerjanya sudah terbiasa, Tentu kebiasaannya akan terus menerus aktif menggunakan media sosial, Untuk diumur 50, biasanya sudah malas menggunakan media sosial, kalo kita liat dari sisi umur yang lebih produktif itu adalah umur yang 25-an. Rata rata kalua sudah 50 tahun biasanya sudah menjadi pimpinan pada sebuah Lembaga.
-
Bapak M. Puja Alif Budiman memberikan pertanyaan kepada bapak Jayus, S.Sos., M.I.Kom
Q : Bagaimana pandangan bapak mengenai informasi hoax yang sering bertebaran di sosial media, khususnya pada grup WhatsApp keluarga. Kita ketahui semua, bahwa grup WhatsApp keluarga merupakan salah satu penyebar informasi hoax yang tergolong masif. Kalau dilihat biasanya informasi hoax ini lebih sering dibagikan begitu saja oleh pengguna WhatsApp orang tua tanpa adanya filter literasi terlebih dahulu. Terlebih lagi sulit sekali untuk memantau pergerakan informasi lintas grup WhatsApp keluarga ini. Bagaimana bapak menyikapi itu? Terimakasih.
A : Harus mencermati jika dia berupa alamat situs, Kemudian kita bisa melihat fakta satu isu yang menyebar kita bisa Copy pada suatu web, apakah informasi tersebut asli atau tidak, Lalu Ke-aslian Fotonya perlu diperhatikan juga.
Setelah sesi tanya jawab, masuk kepada sesi bincang-bincang moderator kepada Key Opinion Leader. Menurut @kikibakri_by mengenai materi hari ini adalah, Banyak pelajaran yang saya dapat, Saya bisa mempelajari lagi, jad banyak yang saya kaji lagi, Dan harus berhati hati dalam bermedia sosial, Disini saya mendapatkan ilmu yang banyak, jangan mudah percaya dengan berita Hoax. Tipsa dalam bermedia sosial, Kita harus branding diri dulu, Kita perlu bayak pencitraan karna seseorang 80% mengenal kita lebih dalam dari sosial media. Pesannya Buat semua adik-adik muda jangan pernah takut bemedia sosial, dan gunakan aplikasi yang bisa mendobrak kita di 2021 ini di media sosial.
Selesai acara webinar moderator menutup acara dengan mengucapkan terimakasih kepada para narasumber dan kepada para peserta webinar. Salam Literasi, Indonesia Makin Cakap Digital!