RIAUMANDIRI.CO - Kegiatan webinar literasi digital pada hari Sabtu, 9 Juli 2021, pukul 09.00 WIB, dengan tema “Menjadi Pejuang Anti Kabar Bohong (Hoaks)” dibuka oleh moderator Hikmatun Hassana. Moderator membuka rangkaian kegiatan webinar ini dengan mengucap salam, berdoa dan membawakan tagline Salam Literasi Digital Indonesia Makin Cakap Digital. Moderator juga tidak lupa untuk mengingatkan para peserta untuk terus menjaga protokol kesehatan, mencuci tangan, memakai masker, dan menghindari kerumunan. Acara pertama dimulai dengan memutarkan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Kemudian, moderator mempersilahkan Dirjen Aptika KEMKOMINFO, bapak Samuel A. Pangerapan untuk memberikan sambutan. Kemudian, moderator memperkenalkan Key Opinion Leader yaitu @erisafadaddd selaku MC, Content Creator (IG dan Tiktok). Beliau menyampaikan bahwa di era pandemi yang dirumah aja atau WFH, disinilah kita memanfaatkan sosial media untuk mencari informasi secara mudah dan harus tetap menyaring segala informasi yang masuk. Sekaran ini merupakan peluang emas untuk menyaring segala informasi yang diterima melalui media sosial. Dalam menggunakan sosial media sebagai sumber manfaat untuk belajar banyak dengan mencari serta menciptakan konten edukatif dan memanfaatkan situasi saat ini dengan menggunakan sosial media yang dipunya menggunakan Instagram atau media sosial lainnya.
Kemudian, moderator membacakan tata tertib dalam kegiatan webinar ini. Setelah itu, moderator memperkenalkan narasumber pertama, Dr.rer.nat Doni Yusri, SP., MM – Dosen dan Praktisi. Menyampaikan materi tentang Menjadi Pejuang Anti Kabar Bohong (hoaks) . Beliau menjelaskan bahwa milenial itu adalah digital itu sendiri. Milenial memang harus ada di tengah-tengah perkembangan teknologi khususnya teknologi digital, bukan milenial jika tidak mengetahui teknologi digital, serta menyampaikan tiga gelomban dalam dunia maya serta menyampaikan apa saja jenis-jenis media sosial yang ada.
Apakah yang ada di kepala mengenai berita hoax? Yaitu berita palsu, kejadian yang dibuat-buat, informasi yang memiliki maksud tertentu yang dapat mempengaruhi masyarakat yang membaca, informasi yang akan memakan korban bagi yang membaca, bukan masyarakat atau orang yang baik (good netizen) karena sudah menyebarkan. Karena bukan good netizen ketika mereka menyebarkan kabar hoax, karena sejatinya kita bisa jadi sebagai yang mengkonsumsi atau menyebarkan berita hoax, sebab kita adalah konsumen, produsen dan distributor berita yang masuk melalui media soisal, oleh karena itu kita harus menjadi pejuang untuk memberhentikan berita hoax.
Dunia maya memiliki tiga gelombang, diantaranya :
-
Pertanian, dimulailah satu komunitas masyarakat yang tertib yang dpaat menjaga dan mengelola organsasi dari sebelumya memburu, meramu atau barbar.
-
Industry, dimana dapat mengefektifkan sumberdaya
-
Informasi, yang dimana bermunculan teknologi baru seperti internat yang dapat menghubungkan kita dengan dunia-dunia lain.
Kekuatan digital bukan hanya internet, tetapi sosial media menjadi kekuatan utama. Yang dimana soisal media dapat menyajikan kabar-kabar yang tidak mengenakan yang dimana informasi dapat mempengaruhi etika kita. Dimana informasi merupakan data atau fakta di sekitar kita yang disampaikan dengan menggunkaan berbagai saluran untuk menambah pengetahuan, sementara media sosial adalah sarana dalam menyampaikansuatu informasi kepada pihak lain untuk berbagi teks, gambar, suara dan video.
Jenis-jenis media sosial : Collaborative projects, Blogs and microblogs, Content communities, Social networking sites, Virtual game worlds, Virtual social worlds, Social news, Social sharing, Social Networking, Social bookmaning.
Media sosial menjadi kegelisahan bersama karena adanya fake news, clickbait, confirmation bias, misinformation, satire, post truth dan propaganda. Dalam melawan itu semua kita harus menjadi good netizen, yang dimana kita harus melakukan klarifikasi/tabayyun, memiliki sikap kritis terhadap konten berita, mengetahui siapa yang menyebarkan dan ap amotivasinya, tidak mudah percaya serta terpapar berita bohong, objektif dalam memberikan penilaian, memiliki sifat kebencian dan kecintaan yang tidak berlebihan dan bersikap adil dan kita harus memberikan informasi tepat waktu, relevan bernilai serta terpercaya.
Kemudian, setelah narasumber pertama menyampaikan materinya, moderator memperkenalkan narasumber kedua yaitu Novi Kurnia, Ph.D – Dosen Dep. Ilmu Komunikasi UGM, Japelidi. Menyampaikan materi tentang Kenali Hoaks, Pahami jerat Hukumnya, dan Lawan Hoaks Dengan Aman. Beliau menjelaskan bahwa harus dapat waspada dalam penipuan online, mengenai rekam jejak digital kita akan selalu ada dalam dunia digital dan bagaimana kita memerangi berita hoax serta melakukan kolaborasi dalam bermedia sosial.
Jenis kekacauan informasi :
-
Misinformasi, informasi salah yang disebarkan oleh orang yang mempercayai sebagai hal yang benar.
-
Disinformasi, informasi salah yang disebarkan oleh orang yang tahu bahwa informasi itu salah.
-
Malinformasi, informasi yang berdasarkan realitas tapi digunakan untuk merugikan orang, organisasi atau negara.
Hoaks yang terbanyak yaitu Politik, Kesehatan, personal, agama, yang dimana sumber hoax dan ujaran kebencian bersumber dari whatsapp group baik itu teman maupun keluarga, serta sikap yang ada kebanyakan mendiamkan hoax tersebut dan mendiamkan ujuran kebencian.
6 kompetensi untuk melawan hoax, yaitu : Analisis, verifikasi, evaluasi, partisipasi, dan kolaborasi. Yang dimana partisipasi dan kolaborasi mendapatkan peringkat paling kecil dalam kompetensi ini. Oleh karena itu kita harus biasa untuk melawan hoax untuk melindungi digital safety yang ada, dan kita harus mengorbankan nyaman di awal untuk mendapatkan kenyamanan yang lebih untuk masa depan kita dlaam bersosial media. Gawai merupakan pintu kita ke dunia digital, seperti dunia nyata kita tidak akan meninggalkan pintu rumah tanpa merangkat keamanan yang memadai agar bisa menjaga data pribadi diri dan orang lain termasuk rekam jejak digitalnya.
5 kompetensi aman digital : proteksi perangkat digital, proteksi identitas digital dan data pribadi, waspada penipuan online, memahami rekam jejak digital dan keamanan digital bagi anak.
3 kompetensi keamanan digital lainnya :
-
Kognitif
-
Afektif
-
Konatif (Behavioral)
Aman 1 : proteksi perangkat, hindari peretasan dengan proteksi perangkat keras (kata sandi, fingerprint authemtication dan face autentification), proteksi perangkat lunak (find my device, back up data, antivirus, enskripsi full disk, shredder).
Aman 2 : proteksi identitas digital dan data pribadi baik itu password, OTP dan T2FA, pengaturan privasi, terms and conditions, email utama, penggunaan wifi gratis, data pribadi diri, keluarga dan liyan
Aman 3 : waspada penipuan digital, yaitu SCAM (pemalsuan,penipuan/pencurian data), SPAM (pengiriman pesan iklan, email, panggilan telepon terus menerus), PHISHING (duplikasi situs web, aplikasi bank dan provider), HACKING (peretasan atau pembobolan situs web dan computer).
Aman 4 : pahami rekam jejak digital yang dimana harus waspada akan rekam jejak digital yang sulit dihilangkan.
Aman 5 : jaga keamanan digital anak, adik atau ponakan dengan menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dan toleranis beragama, media digital sebagai sarana belajar sesuai dengan usia anak, damping dan batasi penggunaan gawai, batasi informasi pribadi, saring sebelum sharing karena akan mengakibatkan pada rekam jejak digital anak, kenali ancaman keselamatan anak (radikalisme, perundungan, penipuan, penculikan, perdagangan anak, kekerasan, pelecehan sosial, pornografi).
Kolaborasi untuk aman bermedia sosial yaitu dengan adanya literasi atau edukasi, pendampingan dan penegakan hukum baik dari pemerintah, media atau platform, industry atau organisasi, perguruan tinggi dll
Setelah itu, moderator beralih kepada narasumber ketiga yaitu Andri Syah – Akademisi. Menyampaikan materi tentang Memperkuat Integrasi dan Keragaman Melalui Budaya Digital. Beliau menyampaikan mengenai media digital baik dari segi factor yang mempengaruhi disintegrasi dan keberagaman, perubahan besar-besaran secara fundamental harus bisa disikapi, sebab media sosial hadir bagai pisau bermata dua ada sisi negative dan positive.
Media digital telah tersegmentasi dan menggeser budaya, dari budaya tradisional menjadi budaya cosmopolitan yang dimana teknologi digital menghadirkan platform media soisla yang memudahkan individu dalam memproduksi konten. Individu disini juga dapat menjadi produsen sekaligus konsumen dan diasumsikan berkontribusi dalam msyarakat yang egaliter. Teknologi yang meningkat dapat menjadikan individu ini melakukan lebih dari satu akivitas secara bersamaan seperti mahasiswa dan pekerja.
124% jumlah penduduk Indonesia menggunakan komunikasi mobile seluler menurut data hootsuite 2020. Internet hadir bagai pisau bermata dua, yang dimana dpaat memberikan dampak positif maupun negative, sehingga kita perlu untuk menyaring sebab berkembangnya nyaris tanpa control. Hadirnya digitalisasi ini sangat penting untuk meningkatka pendidikan di Indonesia.
Factor yang mempengarui disintegrasi dan keberagaman :
-
Disruption menurup Fukuyama yaitu ganggunan atau kekacauan yang dimana suatu masyarakat yang dikondisika oleh kekuatan informasi cenderung menghargai nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam demokrasi yaitu kebebasan dan kesetaraan. Disrupsi digital adalah era dimana inovasi dan perubahan besar-besaran secara fundamental
-
Post-truth, yang dimana kata sifat yang berkaitan dengan keadaan individu merespons lebih banyak menggunakan perasaandan keyakinan daripada fakta. Post truth ini menunjukan keadaan dimana fakta objektif kurang berpengaruh dalam membentuk opini public bila dibandingkan dengan emosi dan keyakinan pribadi.
Tantangan penggunaan media soisal lebih tinggi sebab lebih banyak penggunaan media soisla sebagai alat berkomunikasi seperti layaknya didunia nyata. Tetpai penggunaan media sosial juga mudah menyuguhkan baik konten positif maupun konten negative yang mudah diakses dan dikonsumsi.
Problem di ruang digital, diantara lainnya adalah penyebaran berita hoax, motivasi pembuatan konten negative semakin tinggi, ujaran kebencian atau hatespeech, pedundungan, cara menghindarinya adalah dengan cek alamat url apakah valid atau tidak, cek situs, banding dengan media lain, dan menggunakan fake checking.
Langkah yang dipersiapkan untuk optimisme yaitu sadarilah expomential teknologi, pahami dampak-dampaknya baik untuk diri sendiri, keluarga maupun perusahaan, memiliki skill untuk menjawab tantangan dan kesempatan besar dengan belajar dan segera mempraktikannya.
Kemudian, moderator mempersilahkan narasumber terakhir untuk menyampaikan materinya dari Yeeri Badrun, M.Si – Dosen Univesitas Muhammadiyah Riau. Yang menjelaskan materi tentang Etika Digital . Beliau menyampaikan mengenai 4 poin yaitu harus menghindari cyber crime, hak kekayaan intelektual, berhati-hati menggunakan e-commerce dan memperhatikan cyber ethic yang harus digunakan dalam bermedia digital.
Digital berasal dari bahasa Yunani yaitu Digitus yang berarti jari jemari. Menurut KBBI,digital adalah berhubungan dengan angka-angka untuksistem perhintungan tertentu, secara umum digital adalah ilangan binar yang biasa digunakan pada alat elektronik yang digunakan.
1980 perkembangan computer sangat besar. Digitalisasi merupakan bentuk perubahan dari teknologi mekanik dan elektronik analog ke teknologi digital. tahun 2000an mengalami revolusi digital yangdimana perkembangan computer dihubungkan dengan internet, tahun 2010 mengalami revolusi industry. Selanjutnya mengalami globalisasi yang diman amengalami pertukaran dalam segala aspek baik itu pemikiran, kebudayaan yang didukung dengan kemajuan infrastruktur.
Manfaat era digital :
-
Pertukaran pandangan dunia
-
Pertukaran pemikiran, ilmu pengetahuan, riset dan teknologi
-
Pertukaran produk
-
Pertukaran aspek-aspek kebudayaan lain
Dalam penggunaan teknologi, kita juga herus memiliki nilai-nilai yang harus diperhatikan atau etika yang harus digunakan, etika menurut KBBI adlaah hal yang baik atua yang buruk, tentang hak atau kewajiban moral atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, studi tentang kebenaran.
Bagaimana kita menerapkan etika dalam berdigital? Kita harus menerapkan nilai atau moral yang berkaitan dengan pemanfaatan internet, perkembangan teknologi telah menimbulkan etika berkomunikasi di masyarakat baik itu hate speech, berita yang tidak bermoral yang menimbulkan efek negative.
Mengapa masalah etika berkomunikasi dalam digital penting? Karena kegiatan ekonomi, politik dan ekologi masyarakat modrn bergantung pada jaringan komunikas digital, dalam perkembangan telnologi bidang ekonomi dan bisnis yang berkembang massive (digital currency, cryptocurrency dan fintect), perkembangan di dunia akademisi yang mewajibkan pertukaran informasi yang diwajibkan dikembangkan secara international, dalam dunia perpolitikan dalam transformasi demokrasi yang semuanya menggunakan media digital.
Isu terkait dalam media berdigital yaitu hindari Cybercrime, hindari pelanggaran Hak atas kekayaan intelektual, hati-hati dalam menggunakan e-commerce dan perhatikan cyber ethics yaitu dengan menghindari hoaks, jangan cepat menyebarkan berita yang belum teruji kebenarannya.
Setelah sesi pemaparan materi selesai, moderator beralih ke sesi tanya jawab antara penanya dan narasumber. Ada beberapa penanya yang sudah terpilih dan berhak mendapatkan e-money sebesar Rp. 100.000,-
-
Hadi Saputra memberikan pertanyaan kepada Dr.rer.nat Doni Yusri, SP., MM
Q : Apakah ada aplikasi yang dapat mendeteksi berita hoax?
A : jika kita ragu dengan pesan yang kita dapat atau terima terutama dalam chat lebih baik tidah usah di forward atau dapat kita delete. Jika masih ragu, dapat di cek kebenarannya lewat berbagai aplikasi baik dari kominfo yang memberikan layanan itu.
-
Anggun Dinanti memberikan pertanyaan kepada Novi Kurnia, Ph.D
Q : Di zaman sekarang banyak sekali orang yang dapat mengedit gambar dan video yang terlihat tidak seperti editan, bagaimana agar kami dapat menyikapi hal tersebut?
A : Ada beberapa cara untuk verifikasi apakah video dan gambar ini benar, tools google image dapat mencari lokasi dimana juga bukan hanya pengecekan foto, kita harus hati-hati dlaam menerima foto karena foto mudah id edit. Foto disertai caption walaupun pendek lebih memudahkan untuk pengecekkan tanpa perangkat. Hatihati dalam menerima informasi apapun lewat cekfakta.com, kompasckfakta.com. hoax yang terverifikasi tidka hanyak berbentuk tulisan tetpai bisa juga dalam bentuk gambar maupun video.
-
Tasya Bella Permata memberikan pertanyaan kepada Andri Syah
Q : Bagaimana cara para remaja yang ingin membatasi waktu nyadalam penggunaan sosial media agar tidak terpengaruh oleh berita-berita hoax di dunia maya?
A : Tidak ada yang mampu untuk membatasi, kenapa? Tidak perlu takut dan panik, hanya perlu dipahami bahwa ini adalah kemajuan peradaban yang akan semakin maju. Kita musti cermat untuk memahami dan mengetahui perkembangan teknologi. Tidak ada yang dapat menolak, kita sendiri yang dapat membatasi dan mengatur kapan kita menggunakan media sosial tersebut atau berhenti.
-
Rahmad memberikan pertanyaan kepada Yeeri Badrun, M.Si
Q : Bagaimana untuk anak siswa yang kebanyakan tidak mengerti bahwa itu ada dasar hukumnya, bagaimana cara kita untuk menasihati?
A : Ini merupakan masalah semua, pertama kita harus membatasi penggunakan media soisal ini untuk anak-anak, tidak melepaskan dari pengawasan kita, sebab peran orang tua akan sangat penting untuk mengawasi penggunaan media digital seperti hp. Oleh karena itu, kita sebagai orang tua harus terus mengawasi dan mendampingi serta memberikan petujuk dan informasi perihal berita-berita yang baik, tidak baik dan berita yang dapat memberikan manfaat untuk mereka. Sebab dimasa sekarang semua aktivitas menggunakan peralatan teknologi, oleh karena itu orang tua mau tidak mau juga harus tetap mendampingi dan mengawasi agar tida kmenggunakan sepanjang hari.
Setelah sesi tanya jawab selesai, moderator kembali menyapa Key Opinion Leader, @erisafadaddd, menurut beliau sangat mengedukasi pemikiran kita, masih sering bingung berita palsu dan benar. Informasi menyebar begitu cepat dan luas, ditengah ricuhnya berita informasi pada saat ini, banyak oknum yang menyebarkan berita yang tidak benar sehingga membuat kita sulit untuk membedakan berita yang benar dan tidak. Sadar dan lebih melek lagi akan informasi yang ada saat ini belum sepenuhnya benar, sehingga kita harus memastikan kembali informasi ini sumbernya dari mana baru kita ikut bantu menyebarkan. Terkait tema webinar kali ini, ada baikya, kita riset dan identifikasi dulu agar tidak mudah terprovokasi akan judul berita yang sedang viral. Hal-hal seperti itu yang harus kita cermati lebih dalam, sebab dari banyaknya situs berita yang menyampaikan berita, hanya beberapa situ syang memang merupakan situs resmi sebab tidka hanya teks saja yang dapat di manipulasi, tetapi foto dan video juga dapat dipmanipulasi dengan mudah. Selain itu sering ikutlah kegiatan webinar literasi digital yang diselenggarakan, yang dimana kita kaan dapat pembelajaran dan pemahaman dan pola pikir akan terbuka.
Kemudian, setelah rangkaian acara selesai, moderator memanggil kembali para penanya terpilih lainnya yang berhak mendapat e-money sebesar Rp. 100.000,-. Setelah itu moderator menutup webinar ini dengan mengucapkan salam, mengucapkan terima kasih dan tagline Salam Literasi Indonesia Cakap Digital.