RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik M. Jamiluddin Ritonga menilai peluang Prabowo Subianto kecil untuk memenangkan Pilpres 2024.
"Jika maju lagi sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2024, peluang Pak Prabowo kecil untuk menang," kata Jamil, Senin (39/8/2021), menanggapi Partai Gerindra akan mengusung kembali Prabowo sebagai calon presiden (capres) pada Pilpres 2024.
Menurut Jamil, sebagai partai yang memiliki kursi terbanyak ketiga di Senayan, peluang Prabowo maju sebagai capres sangat besar. Ditambah lagi elektabilitas Prabowo sangat tinggi, selalu berada pada peringkat tiga besar.
"Mungkin dua hal itu yang meyakinkan Partai Gerindra bahwa Prabowo akan menang pada Pilppres 2024. Apalagi pesaingnya Joko Widodo sudah tidak dapat maju lagi pada Pilpres 2024," kata Jamil.
Namun perkiraan itu menurut Jamil, bisa saja meleset. Sebab, para pendukung Jokowi yang selama dua kali Pilpres belum tentu beralih mendukung Prabowo.
Para pendukung Jokowi bisa saja sejak awal memang tidak menghendaki Prabowo sebagai presiden dan memilih calon lain atau sebagian di, antara mereka golput.
Sementara para pendukung Prabowo pada Pilpres 2019, dipastikan Jamil akan banyak yang beralih ke capres lain atau memilih golput. Sebagian mereka ini merasa kecewa kepada Prabowo yang memilih masuk kabinet Jokowi.
"Jadi, dukungan ke Prabowo tidak otomatis bertambah dengan tidak majunya Jokowi pada Pilpres 2024. Pendukungnya juga tidak akan semua memilihnya kembali pada Pilpres 2024," kata Jamil.
Bahkan menurut Jamil, tidak menutup kemungkinan suara kepada Prabowo justeru akan berkurang. Hal inilah yang menjadi dasar kemungkinan Prabowo akan tetap kalah pada Pilpres 2024.
Menurut Jamil, peluang Prabowo menang memang masih terbuka bila ia dapat memilih cawapres yang pas. Pastinya bila ia berpasangan dengan Puan Maharani peluang menang akan kecil.
"Berbeda halnya bila ia berpasangan dengan Anies Baswedan atau Agus Harimurti Yudhoyono atau Ridwan Kamil atau Ganjar Prawono, tampaknya peluangnya masih terbuka. Hanya saja apakah mereka mau berpasangan dengan Prabowo yang sudah berulang kalah?" tanya pengajar Universitas Esa Unggul itu.