RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU – Pengamat Ekonomi Universitas Riau (Unri) Dahlan Tampubolon mengatakan ekonomi Riau Triwulan II-2021 tumbuh 5,13 persen dibanding Triwulan II-2020. Hal itu menurutnya karena ekonomi Riau banyak ditopang oleh kondisi global Papua, Papua Barat, Maluku dan Maluku Utara.
"Sehatnya ekonomi negara tujuan ekspor seperti Tiongkok menjadi obat bagi ekonomi Riau. Sementara data pertumbuhan dari sisi expenditure, ekspor tumbuh 48,58 persen dibantu oleh government spending yang tumbuh 13,68 persen," jelas kepada Haluan Riau, Rabu (11/8).
"Terima kasih banyak buat Pemerintah Provinsi Riau dan pemrintah kabupaten/kota yang telah berbelanja," sambungnya
Dijelaskan Dahlan, sektor migas masih sangat besar kontribusinya bagi PDRB Riau. Dengan pergerakan ekonomi global yang melambat, harga minyak dunia juga melemah dan ditekan oleh lifting yang makin kecil. Sementara itu, ekonomi Riau tanpa migas tumbuh lebih bagus dibanding nasional, mencapai 7,40 persen dibanding triwulan 2 tahun lalu.
"Sama halnya dengan nasional, sumber pertumbuhan ditopang sektor penyediaan akomodasi dan transportasi. Namun dibanding TW2 2021 hanya tumbuh 0,03 persen, dengan sektor pertumbuhan utama adalah sektor adminitrasi pemerintahan yang mencapai 29,35 persen. Sekali lagi terima kasih banyak buat pemda-pemda," jelasnya.
Diungkapkan Dahlan, untuk periode TW3 2021, masih harap-harap cemas dengan pelaksanaan PPKM yang diperpanjang, dan penegakan aturan yang ketat. Angka 0,03 persen akan sulit dicapai tanpa upaya bersama seluruh komponen di Riau ini.
"Kalau wabah ini tidak segera menampakkan penurunan kasus, pelaksanaan vaksinasi yang menumpuk terkumpul dalam satu waktu dan tempat tertentu, akan memicu penularan. Ini bisa mengubah angka 0,03 persen tadi menjadi minus. Akibatnya pertumbuhan ekonomi yang sudah ditargetkan ‘bagus’ pada revisi RPJMD malah meleset bukan melesat," tutupnya.