RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Wali Kota Pekanbaru, Firdaus mengaku pemerintah setempat tidak lagi mampu memberi bantuan kepada masyarakat terdampak Covid-19 dan PPKM level 4. Alasannya karena masalah anggaran, terutama pendapatan daerah yang diklaim tidak lagi sebanding dengan biaya penanganan pandemi. Namun, di sisi lain Pemko Pekanbaru terus menggesa pembangunan yang menghabiskan dana miliaran, seperti Tugu Roda Terbang, Sport Center, dan Islamic Center di Tenayan Raya.
Menanggapi hal itu, Pengamat Kebijakan Publik UIN Suska Riau, Elfiandri mempertanyakan empati para pemangku kebijakan di Kota Pekanbaru. Menurutnya, masyarakat telah banyak berkorban dalam musibah pandemi ini. Makanya, menjadi tidak relevan apabila Pemko berargumen tidak ada anggaran, sedangkan proyek miliaran terus dilanjutkan.
"Di mana letak empatinya? Kalau alasannya proyek-proyek itu sudah direncanakan dalam anggaran, memangnya masyarakat merencanakan akan ada PPKM? Akan ada pandemi? Kemaren kan ada refocusing anggaran, menurut saya komitmen saja. Buat apa bangun infrastruktur tapi masyarakat menderita? Koar-koar selalu berpihak kepada masyarkat, tapi saat masyarakat butuh bantuan, macam-macam argumennya," kata El kepada Riaumandiri.co, Kamis (5/8/2021).
"Pemerintah artinya cuma siap membuat regulasi, tapi tidak siap memikul konsekuensi dari regulasi itu. Covid-19 ini tanggung jawab bersama. Masyarakat adalah pihak yang paling banyak berkorban," tambahnya.
Selain itu, El juga mempertanyakan respon Pemko terkait pandemi ini. Katanya, pandemi ini musibah yang tidak diprediksi kedatangannya. Maka seharusnya, Pemko Pekanbaru membuktikan jargon-jargon pemerintah soal kesehatan merupakan hukum tertinggi dan nomor satu.
"Atau jangan-jangan ini tidak termasuk musibah? Kalau musibah, kita semua harus fokus kepada musibah itu. Tapi kalau masyarakat saja yang disuruh berkorban, pemerintah tidak mau dengan alasan pembangunan-pembangunan itu sudah direncanakan dalam anggaran, berarti di mana letak empati dan kebersamaannya dengan masyarakat? Buktikanlah komitmen kesehatan nomor satu itu. Kalau enggak, sama aja bohong," ujarnya.
Ditambahkannya, saat ini masyarakat sudah sangat menderita dengan segala polemik Covid-19, maka pemerintah diminta juga siap untuk sama-sama menderita dengan masyarakat.
"Kan bukan gaji mereka yang dipotong? Artinya, kalau enggak ada pun bangunan-bangunan itu enggak masalah, kan? Tapi kalau masyarakat enggak dibantu selama Covid-19 ini, nanti jadi masalah itu. Hati nuranilah. Tunjukkan sikap bersatu dengan masyarakat itu," tutupnya.