Ruangan tak Cukup, Belajar di Rumah Dinas

Kamis, 16 April 2015 - 09:02 WIB
proses belajar mengajar murid kelas IV C SDN 09 Tembilahan Hulu, Indragiri Hilir, di rumah dinas guru. (haluan riau/ramadana)

TEMBILAHAN (HR)-Cerita sedih tentang dunia pendidikan di Bumi Lancang Kuning, hingga kini masih berlanjut. Di tengah gencarnya pemerintah memaparkan beragam program tentang pengembangan dunia pendidikan, ternyata masih ada siswa yang harus menjalani aktivitas belajar mengajar di ruangan yang tidak layak.

Hal itu masih dialami para siswa yang menuntut ilmu di SD Negeri 09 Tembilahan Hulu, Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir. Bahkan karena ruangan yang ada tidak mencukupi, pihak sekolah terpaksa memanfaatkan rumah dinas menjadi ruang belajar tambahan. Langkah itu ditempuh supaya proses belajar mengajar para murid di sekolah itu bisa tetap berjalan.

Meski pun, 'ruangan tambahan' itu bisa dikatakan masih jauh dari kata layak. Gedung dengan struktur bangunan panggung itu tampak hampir roboh. Selain dinding ruangan yang terbuat dari kayu juga banyak yang berlobang.

Dari pantauan di sekolah itu, Selasa (14/4), para sisa tampak tetap mengikuti aktivitas belajar mengajar dengan serius. Meski kondisi ruang belajar mereka tampak apa adanya. Beberapa siswa yang tengah mengikuti jam pelajaran olahraga, tampak asyik bermain.

“Ada apa Om?, mau memperbaiki sekolah kami ya,” ujar salah seorang siswa menanyakan kedatangan Haluan Riau ke sekolah itu.

Kepada Haluan Riau, Kepala SD Negeri 09 Tembilahan Hulu, Khaidir S, membenarkan ruangan belajar yang ada di sekolah itu belum mampu menampung semua siswa. Akhirnya, pihaknya terpaksa menggunakan rumah dinas guru, yang kondisinya juga cukup mengenaskan.

"Karena ruang belajar kita terbatas, terpaksa kita harus membatasi jumlah siswa yang ingin masuk untuk tahun-tahun berikutnya,” ujarnya.

Khusus untuk 'ruangan tambahan' itu, Khadiri menjelaskan, rumah dinas tersebut disekat menjadi dua ruangan, yang diperuntukan untuk empat kelas, yakni IV C, IV D, V C dan V D. Dua ruangan itu digunakan secara bergantian setiap hari.

“Ada murid yang masuk pagi dan ada juga yang masuk sore,” jelasnya.

Disebabkan sekat ruangan hanya terbuat dari beberapa lembar triplek, Khaidir mengakui banyak guru yang mengeluh. Sebab, bila dua kelas sedang melaksanakan aktivitas belajar, kebisingan tak bisa dihindari. Hal ini jelas mempengaruhi proses belajar mengajar.

Ditawari Gambar
Sebenarnya, pihak sekolah sudah mengajukan usulan untuk rehab gedung sekolah. Hal itu dilakukan tahun 2013 lalu. Namun hingga saat ini, belum ada respon dari pihak Dinas Pendidikan Inhil serta dinas terkait lainnya.

“Dari usulan rehab gedung sekolah yang kami usulkan, hanya mendapatkan gambaran seperti apa gedung yang akan dibangun kelak. Tapi itu hanya sebatas gambaran yang tanpa kejelasan hingga saat ini,” terangnya.

Pihaknya berharap, Pemerintah Daerah Indragiri Hilir lebih peka terhadap kondisi yang terjadi saat ini. Sebab, hal ini berkaitan dengan proses menciptakan generasi penerus bangsa. Khususnya lagi untuk kemajuan dunia pendidikan di Inhil. (mg4)

Editor:

Terkini

Terpopuler