RIAUMANDIRI.CO, SRAGEN - Warga Sragen digemparkan oleh penampakan baliho kontroversial berukuran besar berisi hujatan ke pemerintah dan pegawai. Baliho itu berisi kecaman yang membandingkan zaman PKI lebih enak dari zaman reformasi. Selain itu, baliho itu juga menyindir keras pejabat yang tidak memikirkan nasib rakyatnya, khususnya penanganan aparat dalam masa PPKM darurat.
Baliho yang terpasang di lapangan Desa Jenar, Kecamatan Jenar, Sragen itu kemudian dicopot Satgas, pada Rabu, 14 Juli 2021 sore.
Baliho kontroversial berukuran raksasa itu terpasang di tepi lapangan menghadap ke arah jalan.
“Iki jaman revormasi, isih kepenak jaman PKI, (Ini zaman reformasi, masih enak zaman PKI). Ayo Pejabat Mikir nasibe Rakyat, (Ayo pejabat memikirkan nasibnya rakyat). Pejabat seng seneng nguber uber rakyat kui bangs*t, (Pejabat yang senang menguber-uber rakyat itu bangs*t). Pegawai seng goleki wong duwe gawe iku kere, (Pegawai yang mencari orang punya acara itu miskin). Pejabat sing sio karo seniman seniwati kuwi bajing*n, (pejabat yang tega terhadap seniman itu banjing*an).”
Begitu bunyi kalimat provokatif dalam baliho yang ditulis dengan ukuran huruf yang cukup besar dan mencolok dikutip dari Tempo.co.
Dilansir dari Teras.id, selain memuat informasi provokatif, baliho itu juga bergambar Kepala Desa atau Kades Jenar Samto lengkap dengan seragam dan tanda nama di bagian dada sebelah kanan. Kades Jenar itu berpose memakai masker, namun masker tersebut tidak dipasang sebagaimana mestinya yakni menutup mulut dan hidung, tapi justru dinaikkan menutup bagian dahi.
Camat Jenar Edy Widodo membenarkan adanya baliho kontroversi berukuran raksasa tersebut. Menurut Edy, baliho tersebut langsung ditindaklanjuti setelah viral dan ramai tersebar di media sosial. Baliho tersebut dicopot oleh tim Satgas kecamatan dan Muspika sekira pukul 15.00 WIB, dan kemudian diamankan di Mapolsek dan selanjutnya kasus ini ditangani oleh Polsek.
Menurutnya, baliho langsung dicopot oleh tim Satgas kecamatan dan Muspika sekitar pukul 15.00 WIB. Baliho selanjutnya diamankan di Mapolsek dan kasusnya ditangani oleh Polsek. Edy mengetahui adanya baliho tersebut juga dari media sosial.
“Awalnya tahu-tahu sudah beredar di medsos, kita tindaklanjuti sama Muspika kita cari tempatnya di mana akhirnya ditemukan di lapangan Desa Jenar. Langsung kita copot,” katanya seperti ditulis Joglosemarnews partner Teras.id pada Rabu, 14 Juli 2021.
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati meminta ada pemeriksaan kejiwaan terhadap Kades Jenar, Samto.
“Kalau dia terbukti gangguan kejiwaan ya tentu tidak akan mungkin menjadi pamong desa,” ujar Yuni kepada wartawan Kamis 15 Juli 2021 seperti dilansir dari Joglosemarnews.
Kasus baliho kontroversi tersebut juga dibenarkan oleh Kapolsek Jenar AKP Suparjono. Pihaknya memastikan telah menindaklanjuti temuan baliho yang sempat viral tersebut. Untuk sementara baliho diamankan di Mapolsek sebagai barang bukti. Dari hasil penyelidikan, baliho itu memang dipasang oleh Kades Jenar, Samto.
Belakang diketahui Samto tengah mengalami stroke dan masih dalam proses penyembuhan. Pemasangan baliho atas nama dirinya tersebut diduga kuat merupakan akibat dari kondisi psikologis Kades lantaran penyakitnya itu. Hal ini dibenarkan oleh Suparjono.
"Kami menyadari, lurahnya kondisinya masih begitu. Jalannya seperti itu, dia baru penyembuhan stroke. Mungkin dibuat karena kondisi emosi dan psikisnya seperti itu,” katanya.