RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Pengamat Politik Universitas Riau, Saiman Pakpahan menganggap isu pemilihan presiden (pilpres) yang dilaksanakan pada 2024 terlalu cepat kalau harus digulirkan dari sekarang. Ia juga menilai hal tersebut justru merugikan masyarakat dan iklim demokrasi di Indonesia.
"Dalam struktur demokrasi dan politik tradisional, mereka (elit politik) ini punya kepentingan untuk mensosialisasikan figur-figur politik. Itu masalahnya. Jadi mereka mengatur pemberitaan atas dasar justifikasi akademik (survei). Jadi dari awal mereka muncul dan ribut-ribut soal capres-capres ini ya agar masyarakat tergiring," ujar Saiman kepada Riaumandiri.co, Kamis (3/6/2021).
"Harusnya, dalam suasana masyarakat yang demokratis, masyarakat terdidik, beginian (isu-isu pilpres) tidak perlu dimunculkan. Tapi, elit politik memang sengaja menggiring agar hal seperti ini dikonsumsi publik. Nah itu jadi persoalan dalam tubuh politik kita. Tiga tahun lagi tapi mereka sudah sibuk," tambahnya.
Saiman juga menilai, partai-partai politik harus diawasi agar tidak seenaknya melakukan hal-hal yang sekiranya dapat merugikan publik di Indonesia. Ia mencontohkan, dengan digulirkannya isu pilpres, maka tokoh-tokoh yang diusung akan mulai fokus pada kerja politik, tidak lagi kerja publik.
"Ganjar di Jawa Tengah, Anis di Jakarta, Menhan Prabowo. Mereka semua otaknya sudah mulai digeser dari kerja-kerja publik kepada kerja politik. Ini tidak bagus. Maka partai-partai politik juga harus diawasi. Karena ini memang ranah partai politik. Mereka yang mengatur, bekerja sama dengan lembaga survei, mengagendakan hal-hal seperti ini dikonsumsi publik. Ini hype politik yang sengaja di-drive oleh elit, terutama partai," paparnya.
Untuk saat ini, hal yang paling realistis dilakukan adalah bertahan untuk mengalahkan pandemi Covid-19. Bukan justru sibuk membaca hasil survei politik tersebut.