RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU – Jumlah penambahan kasus positif COVID-19 di Riau kembali mencatatkan rekor baru, yakni sebanyak 739 kasus. Dari angka itu, menempatkan Riau sebagai provinsi dengan penambahan kasus harian tertinggi secara nasional, menlewati DKI Jakarta dan Jawa barat, Rabu (26/5/2021).
Hingga Rabu (26/5), akumulasi kasus positif di Negeri Lancang Kuning telah mencapai 56.152. Sementara di hari yang sama, kasus pasien Covid-19 yang meninggal juga mencatatkan rekor baru sejak pandemi melanda Riau, yakni sebanyak 27 kasus.
Juru Bicara Penanggulangan Covid-19 Riau, dr Indra Yopi mengatakan, tingginya kasus Covid-19 ini masih dari klaster keluarga. Menurutnya, hal ini telah diprediksi sebelumnya, di mana pascalebaran kasus positif akan naik jika masyarakat masih banyak yang tidak mematuhi protokol kesehatan, dan mematuhi imbauan pemerintah untuk tidak mudik, serta menghindari mobilitas.
“Ini kasus yang tertinggi, masih dari kasus klaster keluarga dan juga pascalebaran.Dalam beberapa hari ini kasus positif terus meningkat, sesudah lebaran ini bahkan semakin meningkat,” ujar dr Indra Yopi, Rabu petang.
Selain penambahan kasus positif, Dokter ahli paru ini juga menyampaikan duka yang mendalam dengan semakin tingginya kasus pasien Covid-19 yang meninggal dunia. Di mana mencapai 27 orang dalam satu hari, dan ini tertinggi selama pandemi.
“Yang meninggal dunia juga tinggi, 27 orang meninggal. Masih dari pasien yang lansia di atas 50 tahun, yang di bawah 50 tahun tidak begitu banyak,” jelas Indra Yopi.
Sebelumnya, Kadiskes Riau, Mimi Yuliani Nazir menyampaikan, kenaikan kasus positif Covid-19 di Riau, didominasi dari klaster keluarga semakin bertambah pasca 11 hari lebaran. Untuk kaster keluarga yang biasanya hanya 3 sampai 5 orang terkonfirmasi, untuk saat ini ada terdata 5 sampai 10 orang terpapar Covid-19 dalam satu keluarga.
“Hampir dua minggu pascalebaran kasus positif Covid-19 naik. Untuk saat ini itulah kasus tertinggi di Riau, setelah sebelumnya berada di bawah 600 kasus. Masih dari klaster keluarga yang meningkat saat ini. Bayangkan saja, satu keluarga itu yang terpapar 6 sampai 10 orang, bahkan ada yang satu keluarga yang kena 18 orang, setelah ditracing keluarganya,” ujar Mimi.
Untuk klaster keluarga ini, Mimi menjelaskan, sesuai dengan prediksi sebelumnya, kasus akan naik. Lantaran sebelum lebaran kasus positif di Riau juga tinggi, dan hanya turun beberapa hari saat lebaran. Usai lebaran mulai naik lagi, setelah banyaknya orang yang masuk ke Riau, banyaknya masyarakat yang abai terhadap prokes, dan masih meningkatnya mobilitas pada saat puasa, baik buka puasa bersama, kumpul-kumpul termasuk ada yang lolos mudik.
“Ini kan yang sekarang yang meningkat ini cerminan dari dua minggu lalu sebelum lebaran. Di awal lebaran dan akhir puasa, kasus menurun,. Kita bisa lihat bersama saat bulan puasa banyak buka puasa bersama, mal buka, kegiatan yang mengumpulkan massa juga, mudik ada juga yang lolos, termasuk orang pendatang ke Riau, pastilah berkumpul lagi dengan keluarga. Tanpa prokes dan abai tentu bisa saja terpapar. Makanya banyak klaster keluarga,” jelas Mimi awal pekan lalu.