RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa tidak perlu lagi membayar hutang budi atas tragedi 'Holocaust' yang menimpa kaum Yahudi di Eropa beberapa tahun silam.
Hutang budi itu anggap saja sudah lunas, dan tidak perlu dibayar lagi, karena Israel telah menciptakan korban kemanusiaan baru terhadap warga Palestina.
"Hutang budi dengan mendirikan negara Israel telah menciptakan korban kemanusiaan baru di di Palestina. Setelah 100 tahun usia peta Israel, para pemimpin Amerika Serikat dan Eropa tidak perlu membayar lagi. Hutang budi tidak perlu dibayar lagi, anggap saja itu sudah lunas," tegas Anis Matta dalam halal bihalal dan Dialog tentang Palestina di Gelora Media Centre, Jakarta, Jumar (21/5/2021)..
Anis Matta yang didampingi Sekretaris Jenderal Mahfuz Sidik, Ketua Bidang Narasi Dadi Krismanto dan Ketua Hubungan Luar Partai Gelora Henwira Halim melihat saat ini adalah momentum yang baik untuk menyelesaikan masalah Palestina.
Masyarakat internasional telah menyaksikan tragedi kemanusian luar biasa, yang menimpa warga Palestina.
"Aksi demo di Amerika dan Eropa selama perang berlangsung, sangat luar biasa, meski ada kendala pandemi Covid-19. Kendalla pandemi mereka langgar, karena sisi masalah kemanusian," katanya.
Menurut Anis Matta, menujukkan bahwa dukungan internasional terhadap Israel sudah habis. Alasan hutang budi 'Holocaust' yang menjadi dasar pendirian negara Israel selama ini telah mengubah perspektif baru internasional.
Holocaust sudah tidak lagi dipandang sebagai hutang budi atau kewajiban yang harus dibayar. Sebab, dukungan pendirian negara Israel justru menimbulkan korban kemanusiaan baru di Palestina, seperti peristiwa 'Holocaust' sebelumnya.
"Perasaan ini tidak hanya terjadi pada publik AS dan Eropa saja, tetapi juga sudah melanda para pengambil keputusan di AS. Pemerintahan Joe Biden saat ini berbeda jauh dengan Donald Trump, di Eropa juga memiliki kecenderungan sama," pungkasnya.
Seperti diketahui, sebelum keputusan gencatan senjata antara Israel dengan Palestina diambil dan mulai berlaku pada Jumat (21/5/2021) pukul 02.00 dini hari waktu setempat, ribuan demonstran di sejumlah kota AS dan Eropa menggelar aksi solidaritas membela Palestina.
Mereka berunjuk rasa menyerukan agar Israel mengakhiri serangan di Jalur Gaza. Mengutip AFP, Minggu (16/5/2021), sekitar 2.000 orang muncul di daerah Bay Ridge di Brooklyn. Mereka meneriakkan 'bebaskan Palestina' dan "dari sungai ke laut, Palestina akan merdeka."
Mereka mengibarkan bendera Palestina dan memegang plakat bertuliskan 'akhiri Apartheid Israel' dan 'kebebasan untuk Gaza.'
Beberapa orang Yahudi juga turut hadir. Mereka membawa poster bertuliskan 'Bukan atas nama saya' dan 'solidaritas dengan Palestina.'
Selain di Brooklyn, unjuk rasa itu berlangsung di kota-kota termasuk New York, Boston, Washington, Montreal dan Dearborn, Michigan.
Ratusan orang juga berunjuk rasa di Monumen Washington, ibu kota AS. Di Montreal, ribuan orang berdemonstrasi menyerukan pembebasan Palestina.
Di London, ribuan pengunjuk rasa long march menuju kedutaan Israel. Mereka juga membawa poster bertuliskan tuntutan 'hentikan pengeboman Gaza' dan nyanyian 'Bebaskan Palestina.'
Di Madrid, sekitar 2.500 orang, berbaris menuju alun-alun Puerta del Sol di pusat kota. Sementarar ibuan orang berbaris di Berlin dan kota-kota Jerman lainnya menyusul seruan dari kolektif Samidoun. Aksi protes lain juga digelar di Frankfurt, Leipzig, dan Hamburg.