RIAUMANDIRI.CO, JAKARTA - Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai gagasan Ustadz Abdul Somad (UAS) menggalang donasi untuk membeli kapal selam pengganti KRI Nanggala 402 banyak makna.
"Bisa jadi gagasan UAS menggalang donasi murni untuk membantu pemerintah membeli kapal selam yang baru. UAS tahu, pemerintah sedang kesulitan keuangan, sehingga layak dibantu rakyatnya," jelas Jamil, Rabu (28/4/2021).
Karena itu menurut penulis buku "Perang Bush Memburu Osama" itu, gagasan UAS itu jangan direspon negatif. Jangan ada penilaian seolah-olah UAS sedang melecehkan pemerintah.
Selain itu menurut penilaian Jamil, UAS ingin mengatakan bahwa dirinya sangat menyintai Indonesia. NKRI baginya harga mati. Karena itu, pengadaan kapal selam baru sebagai wujud partisipasinya untuk menjaga NKRI dari rongrongan pihak asing.
"Ini juga berupa pesan kepada pihak-pihak yang selama ini menilai UAS pro HTI dan khilafah adalah salah besar. UAS ingin katakan, saya terdepan membela NKRI. Sementara pihak pengeritiknya hanya bisa berslogan "saya Pancasila, saya Indonesia" tapi minus action," kata pengajar mata kuliah Metode Penelitian Komunikasi itu.
Jamil menilai, UAS pada dasarnya menginginkan TNI kuat dan menjadi kebanggaan bangsanya. Untuk itu, TNI harus didukung infrastruktur yang lengkap dan canggih. Hanya dengan begitu TNI dapat menjaga keutuhan NKRI.
Untuk memenuhi infrastuktur TNI yang canggih, rakyat dan pemerintah dapat saling membantu. Rakyat juga dapat menyatu dengan TNI untuk bersama-sama melengkapi infrastrukturnya.
"Mungkin UAS juga ingin mengingatkan, TNI berasal dari rakyat. Karena itu, seharusnya rakyat membantu TNI untuk jayanya Ibu Pertiwi," ujar Jamil.