RIAUMANDIRI.CO, SIAK - Menggunakan alat semacam sekop kecil, Alfedri mulai menggali tanah untuk mengeluarkan porang yang ditanam Sahnan sekitar enam bulan yang lalu.
"Besar nih," ucapnya, di kebun milik pak Sahnan warga Kampung Benteng Hulu, Mempura, Sabtu (10/4/2021).
Orang-orang yang menyaksikan pun turut berkomentar. "Wah besarnya. Sampai 5 kilo tuh," ujar seorang warga.
Tampak anggota kelompok tani membantu untuk mengangkat dan membersihkan porang yang di panen Bupati Siak itu. Kemudian ditimbang, dan Ternyata beratnya hampir 5 kilogram.
Bupati Alfedri mengatakan, tanaman porang tersebut lebih menguntungkan dari kelapa sawit.
"Dalam hitungan kasar, jika satu hektare bisa menghasilkan 24 ton, dan dikalikan dengan harga Rp 6.000/kilogram, kan lumayan nih," jelasnya.
Ia bilang, tanaman porang mempunyai nilai komoditi tinggi, sehingga menjadi bahan ekspor keluar negeri.
"Ini bisa menjadikan porang sebagai produk unggulan di satu kampung, one village one produk," ujarnya.
Saat ini lanjut Bupati, para petani porang sedang menunggu masa panen sebanyak ratusan ribu batang yang berlokasi di enam kecamatan.
Ketua DPW Pegiat Petani Porang Nusantara (P3N) Deny Welianto berharap Kabupaten Siak sebagai salah satu sentra komoditi porang di Riau karena Siak punya potensi untuk itu.
Siak memiliki lahan gambut yang cukup luas, ia pun sudah mencoba mengembangkan porang di lahan gambut.
"Saya mengembangkan porang di lahan gambut, dan alhamdulillah pertumbuhan dan hasil yang dicapai sangat bagus," sebutnya.
Dijelaskannya, lahan gambut memiliki deposit air yang cukup besar, kemudian lahan gambut memiliki kandungan nitrogen yang cukup tinggi dan dibutuhkan oleh tanaman porang.
Harga benih porang perkilonya sekitar Rp 300 - 400 ribu dan harga umbi porang perkilonya 6.000-8.000 rupiah.
Jika masyarakat berminat bisa membelinya di DPD P3N yang berlokasi di kecamatan Tualang, atau di PAC Mempura, Siak, Kandis dan Koto Gasib.(Infotorial)