RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Masyarakat Desa Okura, Rumbai memanfaatkan limbah plastik untuk diolah menjadi pavin blok. Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu upaya menjaga kelestarian lingkungan dari pengaruh buruk sampah plastik.
Salah satu pengolah sampah plastik tersebut, Muslim, mengaku kegiatan swadaya masyarakat tersebut terkendala alat. Saat ini, pengolahan masih dilakukan secara manual. Salah satu akibatnya, polusi asap yang dihasilkan mesin manual justru menjad polusi udara, dan produksi tidak bisa ditingkatkan.
"Kalau uji lab-nya belum dapat hasil, cuma mahasiswa UIR sudah mulai meneliti, mulai dari daya serap, kekuatan, dll. Tapi kalau kekuatan, saya enggak meragukan. Plastik ini tahan ratusan tahun, tapi kendalanya, sekarang kami bikin manual. Susah, bikin polusi udara. Soalnya pembakaran. Pengrajinnya juga bisa terserang penyakit nantinya," ujarnya kepada Riaumandiri.co, Sabtu (10/4/2021).
"Kalau pavin blok plastik ini sudah banyak yang lihat. wali kota, wakapolres, bahkan gubernur juga sudah lihat. Ya, alhamdulillah sampai saat ini belum ada bantuan. Saya enggak terlalu berharap sama pemerintah, tapi saya minta solusi. Soalnya ada teknologinya, yang bikin pavin blok sampah plastik ini tidak menyebabkan polusi udara lagi," tambahnya.
Selain sampah plastik, Muslim juga sedang meriset pemanfaatan limbah abu batu bara yang juga akan dijadikan pavin blok. Untuk tahap pertama, Muslim bersama timnya telah menyiapkan 25 karung abu batu bara limbah dari PJB PLTU Tenayan Raya.
"Kita butuh pihak-pihak terkait. Terutama Universitas besar untuk melakukan riset ini. Nanti kalau jadi, kita bisa kombinasi abu batu bara sama plastik. Ya siapa tahu bisa bekerja sama juga sama pemerinah. Jadi, limbah bisa dimanfaatkan, bisa membuka lapangan kerja baru," tutupnya.