RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Anggota Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru fraksi PDIP, Robin Eduar kecewa terharap penanganan banjir yang dilakukan Pemko Pekanbaru.
Menurutnya, masalah tahunan ini tidak pernah diatasi dengan baik dan tuntas. Ia juga mengaku, delapan tempat yang ia kunjungi saat reses, tidak satu pun luput dari banjir.
"Sebenarnya hal pertama yang harus dilakukan untuk penanganan banjir itu normalisasi anak-anak sungai yang ada di Pekanbaru. Misal di Parit Indah, di Agus Salim, semuanya. Itu rata-rata sudah penuh sedimen. Sehingga drainase dari kota yang mengalir ke sungai, enggak bisa jalan airnya. Penuh," ujarnya kepada wartawan, Selasa (30/3/2021).
Robin juga mengatakan, selama 30 tahun ia hidup di Pekanbaru, belum pernah satu kali pun ia melihat anak sungai dinormalisasi. Ia meminta Pemko segera tanggap akan hal ini.
"Segera normalisasi. Budget sharing saja antara kota dan provinsi. Harus bersinergi," ungkapnya.
Terkait aliran air, Robin mengatakan Pekanbaru punya sebenarnya punya sistem drainase yang cukup baik. Namun, tidak dirawat dengan baik. Sehingga, sedimen menumpuk yang menyebabkan parit dangkal dan tidak berfungsi dengan semestinya.
"Masyarakat sengsara. Setiap hujan, banjir. Perabot rusak semua. Jadi PUPR sama Perkim ini kita minta lebih serius atasi masalah ini," katanya.
"Saya kadang kecewa juga sama Pemko. Anggaran habis untuk pembangunan di Tenayan Raya. Sementara di sana itu enggak ada manusianya. Kota ini yang perlu diurusi," tambahnya.
Pemko Pekanbaru sesungguhnya telah memiliki masterplan penanganan banjir. Bahkan, masterplan tersebut digadang menjadi konsep penangana banjir hingga 35 tahun mendatang. Namun, hingga hari ini masterplan tersebut belum kunjung dieksekusi. Sementara, masyarakat hampir selalu kebanjiran ketika hujan deras datang.
"Sudah seperti konsumsi harian. Banjir lagi banjir lagi. Masyarakat itu mengadu ke kita. Masterplan itu segera dieksekusi. Action-lah. Sudah Maret ini. Spot-spot mana saja, di mana saja yang jadi prioritas penanganan banjir," tutupnya.***