RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU – Sudah tiga orang pelaku teror kepala binatang di kediaman pengurus LAMR Pekanbaru yang diringkus Tim Gabungan Ditkrimum Polda Riau dan Polresta Pekanbaru. Masih tersisa dua pelaku lagi, dan masih dalam pengejaran.
Ketiga pelaku yang sudah diringkus adalah IP alias Iwan, DW alias Didi dan Boy. Dua pelaku yang masih buron, yakni J dan Bobi. Para pelaku ditangkap di lokasi dan waktu yang berbeda.
Dari hasil interogasi, ternyata aksi teror ini dibiayai pelaku J. Sedangkan empat pelaku lainnya berperan sebagai eksekutor.
Selain itu, motif aksi teror ini pun terungkap. Ternyata ada hubungannya dengan hasil Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub) LAM Pekanbaru. Di mana Mispidauan terpilih sebagai Ketua Harian LAM Riau Pekanbaru.
"Dilatarbelakangi Musdalub (musyawarah daerah luar baisa) LAM Riau Pekanbaru yang terjadi beberapa waktu lalu, kan ada terjadi pergantian pimpinan. Tujuannya supaya mereka bisa eksis di properti atau aset yang dimiliki LAM, sementara pada kepengurusan yang baru mereka khawatir," kata Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, Jumat (12/3).
Namun, polisi belum bisa menjelaskan terkait siapa sebelum sosok J yang menjadi donatur pendanaan aksi teror tersebut.
Selain meneror rumah Mispidauan, para pelaku juga meneror kediaman M Nasir Penyalai. Rumah kediamannya di lempar bensin dan berniat ingin membakar rumah Nasir.
Para pelaku meneror rumah Nasir dikarenakan terpilihnya Mispiduan disebabkan dorongan dan dukungan dari Nasir.
Sebelum beraksi, para pelaku melakukan pertemuan pada Rabu (3/3) di Kantor LAM Pekanbaru. Saat itu, para pelaku menyiapkan segala keperluan dalam melancarkan aksi teror tersebut.
"Mulai rapat di Kantor LAM Pekanbaru, mereka menyiapkan kepala anjing. Kemudian membeli dua botol bensin, mereka siapkan dua motor," tukasnya.
Polda Riau, jelas Agung, sangat siap dalam melawan para pelaku teror. Pihaknya juga selalu concern dalam melawan aksi terorisme, terkait dengan adanya pengancaman ataupun aksi teror dari orang yang tidak bertanggung.
Sejak menduduki kursi Kapolda, Agung mengatakan bahwa sudah beberapa kali menangani aksi teror. Pada tahun 2020, katanya, di mana terjadi pelemparan bom molotov di Kantor Satpol PP. Kemudian pelemparan bom molotov di rumah salah salah satu awak media.
"Para pelaku teror memang jadi target untuk dilumpuhkan oleh jajaran kepolisian di Polda Riau. Tujuan mereka tentu saja membuat takut targetnya," tambahnya.
Agung mengatakan bahwa meneror ini sangat tidak beradab, karena saat ini jalur komunikasi sangat terbuka dan juga bisa menempuh dengan jalur hukum. Teror dianggap menjadi tujuan bila maksud mereka tidak tercapai.