RIAUMANDIRI.CO, PEKANBARU - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dan Badan SAR Nasional (Basarnas) dinilai memiliki peran strategis dalam pembangunan Provinsi Riau ke depannya. Dimana selama ini BMKG dan Basarnas banyak fungsinya yang tidak dimaksimalkan oleh perangkat daerah.
Besarnya peran strategis BMKG dan Basarnas ini disampaikan oleh anggota Komisi V DPR RI Fraksi PKS, Syahrul Aidi Maazat, Lc, MA saat kunjungan kerja di kedua insitusi tersebut pada Senin (22/2/2021). Pertemuan dipusatkan di kantor BMKG Pekanbaru.
Pertemuan itu dihadiri oleh Kepala BMKG Pekanbaru Ramlan, Kepala Stasiun Meteorologi Japura Rengat Slamet Riyadi, Kepala Stasiun Klimatologi Tambang Riau Ayi Sudrajat, Kepala Basarnas Riau Ishak, Kasubbid Pusdatin BPBD Riau Zulfan Effendi beserta staf masing-masing.
"Selama ini kita hanya menggunakan dua institusi ini untuk hal-hal biasa. Contoh, BMKG hanya untuk melihat kondisi cuaca baik pencegahan kebakaran dan acuan dunia penerbangan. Sementara untuk Basarnas baru dimaksimalkan ketika terjadi bencana alam saja. Padahal keduanya punya peran yang besar jika kita mampu memaksimalkan," kata Syahrul Aidi di sela-sela pertemuan tersebut.
Dia mencontohkan hasil perkembangan cuaca dan iklim dari BMKG dapat dimaksimalkan untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Bukan saja terkait masuk masa tanam saja, namun juga faktor lainnya.
BMKG memiliki sejumlah pakar dan peneliti yang mengamati berbagai hal terkait fenomena alam. Data yang dihimpun BMKG dimanfaatkan secara luas untuk berbagai kepentingan. Selain itu, terdapat juga data BMKG yang bisa digunakan untuk kebijakan dalam sektor sumber daya air, energi dan pertambangan, industri, kelautan dan perikanan serta penanggulangan kebencanaan.
"Maka dari itu, saya mengajak kepada semua kepala daerah di Riau, mari kita ajak BMKG dan Basarnas untuk merumuskan pembangunan daerah. Kabar yang saya dapatkan, bahkan saat ini BMKG sudah mengembangkan aplikasi berbasis artificial intelegencia (kecerdasan buatan) dalam menghadapi era industri 4.0," tambahnya.
Kepala BMKG Pekanbaru Ramlan dalam sambutannya menyampaikan bahwa BMKG selama ini selalu menampilkan perkembangan cuaca dan iklim setiap 3 jam setiap harinya. BMKG memiliki 120 petugas lapangan dan 213 alat yang tersebar di Provinsi Riau.
"Memang selama ini hasil laporan cuaca dan iklim dipakai juga oleh petani kita untuk menentukan musim tanam. Namun hanya sebatas itu" kata Ramlan.
Sementara itu, Kepala Basarnas Riau Ishak menyampaikan bahwa Basarnas selama ini telah menjalankan fungsinya sebagai badan yang mengelola bencana alam. Garis pantai dan sungai di Riau yang tergolong membuat Basarnas kesulitas untuk menjaga fungsinya karena terhambat oleh fasilitas dan jangkauan.
"Ada beberapa titik Kantor SAR kita di beberapa kabupaten/kota yang masih menumpang atau menyewa. Sebenarnya kita berharap peran aktif pemerintahan daerah agar mau mengakomodir kepentingan kita. Kita berharap bapak mau mengomunikasikan hal itu," kata Ishak.
Dia mencontohkan ada beberapa posisi strategis kantor SAR yang prioritas seperti di Dumai, Bengkalis dan Tembilahan. Tiga titik itu menurutnya harus terus dijaga karena potensi dan rawan terjadinya bencana dan kecelakan di perairan. Dia berharap pemkab di tiga titik tersebut ikut memperhatikan.
Menanggapi masukan BMKG dan Basarnas tersebut, Syahrul Aidi meminta kepada kedua institusi tersebut untuk membuat Daftar Inventarisir Masalah (DIM) masing-masing yang akan dijadikan bahan dalam rapat koordinasi Komisi V dengan BMKG dan Basarnas pusat.