SELATPANJANG (HR)- Daerah Kepulauan Meranti memiliki potensi sumber daya alam yang membanggakan. Salah satunya perut bumi Meranti itu memiliki cadangan gas maupun minyak bumi.
Ekploitasi sumber daya alam itu bahkan sudah terjadi sejak era tahun 1980-an lalu. Dan hingga saat ini sumber pendapatan daerah masih menetes dari perolehan DBH setiap tahun anggaran itu.
"Gas alam yang dimiliki Meranti dari cadangan yang masih terdapat di Pulau Tebingtinggi tepatnya di Desa Mengkikip memang memiliki cadangan gas yang cukup membanggakan," ujar Bupati Meranti Irwan Nasir, Senin (13/4).
Menurutnya, keberaadaan gas dari lasang Migas yang dikelola Energi Mega Persada Malacca Strait SA itu, hanya tinggal menunggu persetujuan Kementerian ESDM dalam bentuk kerjasama supalai gas itu yang akan di olah oleh PT PLN untuk bisa menghasilkan energy listrik.
Untuk itu Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti berharap segera keluarnya persetujuan dari Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) terkait penjualan gas yang akan dilakukan antara pihak EMP dengan PT PLN itu.
Dengan kerjasama itu akan memberikan dampak positif bagi peningkatan ratio elektrifikasi di Kabupaten Kepulauan Meranti. Dengan demikian kendala masyarakat yang selama ini sangat mengharapkan fasilitas listrik akan bisa terjawab.
Terutama untuk kawasan pulau Tebingtinggi yang terdiri dari 3 kecamatan, yakni Tebingtinggi Barat,Tebingtingi dan Tebingtinggi Timur.
Pemanfaatan gas dari Desa Mengkikip itu nantinya akan mampu mengatasi permasalahan pasokan listrik bahkan tidak hanya untuk Pulau Tebingtinggi saja, melainkan juga kebutuhan masayarakat di Kecamatan Pulau Merbau.
Dijelaskannya, pemerintah berupaya memnafatkan potensi alam untuk sebesar-besanya bagi kesejahteraan masyarakat.
"Kita memiliki bahan baku pembangkit energy listrik yang terdapat dalam perut bumi Meranti berupa gas. Dan selama ini gas yang diproduksi oleh EMP di wilayah Mengkikip Tebingtinggi Barat tersebut belum termanfaatkan dengan baik. Artinya ada potensi yang bisa kita manfaatkan, dan jika dimanfaatkan akan membawa keuntungan bagi masyarakat dan daerah," katanya.
Di satu sisi potensi itu bisa saja terbuang percuma, karena selama ini perusahaan hanya konsentrasi untuk mencari minyak bumi saja. Untuk itulah pihaknya berupaya mensinergikan dua steakholder dalam rangka menghasilkan arus listrik untuk disalurkan kepada masyarakat. Tentu itu terwujud setelah terjadinya kerjasama yang saling menguntungkan bagi semua pihak.
"MoU antara PLN, EMP dan Pemkab sudah dilakukan sejak 2014 lalu di SKK Migas. Bahkan saat ini mesin dan peraltan serta jaringannya juga sudah stanby. Hanya menunggu persetujuan Menteri ESDM saja lagi,"ungkap Irwan.
Dari perkiraan, dengan kapasitas produksi gas EMP di Desa Mengkikip, pihak PLN siap memasok 4-5 mega watt energi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Gas (PLTMG) Mengkikip.
Diharapkan dengan upaya ini, PLN Rayon Selatpanjang akan mampu memenuhi kebutuhan listrik di Selatpanjang dan Alai, yang setiap tahunnya diperkirakan tumbuh di atas 10-15%.
"Bahkan dengan kapasitas segitu, diperkirakan juga akan mampu menerangi Pulau Merbau," sebutnya.
Ditambahkan Kepala Bidang Energi dan Kelistrikan Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kepulauan Meranti, Mufrizal, pihak PLN sudah menyelesaikan pembangunan jaringan listrik dari lokasi PLTMG di Mengkikip sampai ke desa Gogok Kecamatan Tebing Tinggi barat, lebih kurang sepanjang 40,2 Km.
"Ada 850 tiang listrik untuk jaringan, semuanya sudah tersambung. Begitu juga dengan mesinnya, semua sudah siap," ucap Mufrizal.
Total investasi yang ditanamkan PLN terkait pembangunan PLTMG dan pembangunan jaringan listriknya sebesar Rp90 miliar. Dengan rincian pembangunan PLTMG sebesar Rp60 miliar dan Rp30 miliar untuk pembangunan jaringan listrik.***