RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Badan Intelijen Korea Selatan (NIS) melaporkan ada bukti tidak langsung yang menunjukkan bahwa Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un telah memerintahkan penyelidikan atas kematian pejabat Korsel di perairan Pyongyang pada September lalu.
Anggota parlemen Korsel mengatakan, pejabat NIS mengeluarkan pernyataan tersebut dalam sesi audit reguler komite intelijen parlemen.
"Menurut intelijen, ada tanda-tanda tidak langsung (Korut) melakukan pencarian jenazah (pejabat yang terbunuh)," kata salah seorang pejabat parlemen seperti yang dikutip dalam sesi tertutup tersebut, Selasa (3/11/2020).
"(NIS) mendeteksi tanda-tanda tidak langsung yang menunjukkan bahwa Pemimpin Kim memerintahkan penyelidikan terhadap rincian insiden tersebut," tambahnya.
Dilansir kantor berita Yonhap, pernyataan tersebut disampiakan oleh Ha Tae-keung, tokoh oposisi utama Partai Kekautan Rakyat dan Kim Byung-kee dari Partai Demokrat yang berkuasa. keduanya merupakan anggota senior di komite intelijen.
Tiga hari setelah militer Korea Utara menembak mati pejabat Korsel di sisi utara perbatasan maritim di Laut Kuning, dalam pemberitahuan yang dikirim ke Korea Selatan pada 25 September.
Pyongyang mengatakan bahwa pihaknya meluncurkan penyelidikan internal untuk kasus ini.
Pejabat NIS juga mengatakan bahwa militer Korut telah mengurangi penggunaan jaringan komunikasinya dan mengubah bahasa slang komunikasinya, setelah rincian tentang jalur komunikasi militer terungkap ke media Korsel usai insiden tersebut.
Pada 22 September, seorang pejabat Korsel berusia 47 tahun dilaporkan ditembak mati oleh militer Korea Utara di perairan Pyongyang
Penyelidikan sementara pemerintah Korsel menduga bahwa pejabat tersebut berusaha membelot ke Korut, tapi keluarganya meragukan hasil penyelidikan itu. Pyongnya telah menyampaikan permintaan maaf atas insiden tersebut.