RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Kelompok militan ISIS menyatakan bertanggung jawab atas serangan penembakan di Wina pada Senin (2/11) malam waktu Austria, yang telah menewaskan empat orang.
Dalam pernyataan melalui kanal Telegram, ISIS menyebut serangan tersebut dilakukan oleh "tentara kekhalifahan". Sedangkan dalam pernyataan lainnya yang terpisah, ISIS menunjukkan foto sang pelaku.
"Serangan senjata kemarin [Senin] dilakukan oleh pejuang ISIS di kota Wina," tulis pernyataan ISIS melalui laman propagandanya, Amaq, dikutip AFP, Rabu (4/11) dini hari WIB.
Amaq juga merilis sebuah video pendek yang berisi pelaku penembakan bersumpah setia terhadap organisasi militan tersebut.
Kepolisian Austria mengatakan sebelumnya bahwa penembakan itu dilakukan orang ekstremis Islam yang telah dikenal pernah mendekam di penjara.
Pelaku, Kujtim Fejzulai, merupakan pemuda 22 tahun dan ditembak mati oleh petugas usai memuntahkan serenteng tembakan ke kawasan dekat sinagoge besar di Wina.
Fejzulai diketahui menggunakan senjata api otomatis dalam kejadian tersebut.
Pasukan keamanan Austria kemudian menyerbu 18 alamat yang berbeda, termasuk rumah Fejzulai, dan melakukan 14 penangkapan demi mencari kemungkinan kaki tangan pelaku dan mencari tau apakah tersangka bertindak sendiri.
Setelah meninjau video CCTV dari lokasi kejadian, Menteri Dalam Negeri Austria Karl Nehammer mengatakan video tersebut "saat ini tidak menunjukkan indikasi ada pelaku kedua,".
Serangan di Wina tersebut datang setelah sejumlah teror dari ekstremis di Prancis dalam beberapa pekan terakhir, termasuk serangan terhadap pengunjung gereja di Nice.
Sementara itu, dua pemuda Swiss ditangkap pihak kepolisian dekat Zurich pada Selasa (3/11). Polisi mengatakan keduanya ditangkap diduga terkait dengan kasus penembakan berdarah di Wina.
"Investigasi polisi mengarah pada identifikasi dari warga Swiss berusia 18 tahun dan 24 tahun," kata kepolisian Zurich dalam pernyataannya.
Pihak kepolisian juga menyebut keduanya ditangkap pada Selasa (3/11) sore di kota Wintherhur "dalam koordinasi dengan pihak kepolisan Austria".