RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA – Pemerintah Taiwan berharap Presiden Amerika Serikat Donald Trump bisa cepat sembuh dari Covid-19 sehingga bisa terus melawan China.
Menyadur Channel News Asia (CNA), Senin (6/10/2020), Taiwan merupakan negara demokratis yang kekinian mendapat tekanan parah dari China.
China mengklaim Taiwan berada dalam kedaulatan pemerintahan mereka. Negeri Tiongkok bahkan melibatkan angkatan militer untuk melancarkan ambisinya.
Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan angkatan udara China kerap mondar-mandir di langit Taiwan sebagai bentuk provokasi.
Berbicara menjelang perayaan Hari Nasional Taiwan pada Sabtu (3/10/2020), Ketua parlemen You Si-kun mengatakan dia terkejut mendengar kabar Donald Trump.
Dia berharap Presiden ke-45 AS itu baik-baik saja dan bisa segera pulih dari Covid-19.
"Saya ingin mengambil kesempatan ini untuk mendoakan dia cepat sembuh," kata You dikutip dari CNA.
"Jadi dia bisa terus memimpin dunia bebas dalam melawan kemarahan komunis China," tambahnya, tanpa memberi penjelasan lebih lanjut.
Sejak Trump menjabat, hubungan China-AS telah anjlok ke titik terendah dalam beberapa dekade, dengan argumen mengenai perdagangan, Hong Kong, Taiwan, dan berbagai masalah lainnya.
Pemerintahan Trump telah menjadi salah satu pihak paling vokal dalam mengkritik catatan hak asasi manusia China.
China dianggap melanggar HAM baik di wilayah Xinjiang China paling barat atau Hong Kong yang dikuasai China.
Amerika Serikat seperti halnya kebanyakan negara yang tidak secara resmi mengakui pemerintahan Taiwan.
Namun, AS diketahui adalah pemasok utama senjata dan pendukung Taiwan dalam kancah internasional.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan sang istri, Melania Trump diberitakan terinfeksi virus Corona pada Jumat (2/10/2020).
Politikus partai Republik itu kekinian masih dalam perawatan tim dokter Gedung Putih, di mana dia telah diberikan berbagai obat dari mulai antiviral intravena Remdesivir dalam lima hari terakhir.
Di samping itu, Donald Trump juga telah diberi steroid deksametason, obat yang biasa digunakan pada pasien Covid-19 dengan kondisi parah, sebagaimana dilaporkan Channel News Asia.