RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Merasa tidak puas dengan hasil pengumuman Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Keroom, Papua, ratusan warga yang merupakan para pencari kerja mengamuk dan membakar sejumlah fasilitas pemerintah di daerah itu.
Aula kantor Badan Perbatasan, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker), dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat Kampung (DPMK) Kabupaten Keroom, menjadi sasaran amuk massa, pada Kamis (1/10/2020) sore hingga malam.
Aksi pembakaran ini dilakukan secara spontan oleh ratusan warga. Mereka terlebih dulu melakukan perusakan terhadap fasilitas perkantoran dan membakarnya.
Aparat kepolisian Polres Keroom sempat menguasai keadaan setelah ratusan warga yang emosi berhasil dipukul mundur. Namun emosi warga yang tidak terkendali berimbas hingga ke dalam halaman kantor dan melakukan pembakaran.
Jumlah aparat yang tidak sebanding dengan massa membuat pembakaran fasilitas pemerintahan tidak dapat dihindarkan. Seusai membakar aula kantor Perbatasan dan Dinas Tenaga Kerja pada sore hari, massa kemudian bergerak dan membakar gedung DPMK Kabupaten Keroom pada malam hari.
Kepala Polda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw saat dikonfirmasi terkait peristiwa ini, membenarkan ada kejadian tersebut. Dia menyayangkan aksi pembakaran tersebut.
Menurut Waterpauw, terkait penerimaan CPNS di Kabupaten Keroom, telah memenuhi kuota sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2002 tentang Otonomi Khusus (Otsus) Papua, yaitu 80 persen bagi Orang Asli Papua (OAP) dan 20 persen non-OAP.
"Kami menyesali pembakaran terjadi. Kami tahu bahwa tenaga perawat, guru, dan dokter merupakan bidang yang membutuhkan keahlian dan kualitas spesifik. Mereka tidak menerima kekurangannya dan berharap semua harus dipenuhi pemerintah," kata Paulus Waterpauw seperti dikutip Sindonews.com, Kamis (1/10/2020) malam tadi.
Jenderal bintang dua itu pun menegaskan, Polda Papua akan mengambil tindakan tegas dan terukur terhadap siapa saja yang terlibat dalam aksi pembakaran.
Polisi masih berjaga di sekitar kompleks perkantoran yang dibakar. Sementara, api hingga kini belum selesai dipadamkan.
"Apa maksudnya main bakar. Tidak boleh kejadian seperti ini. Kami tetap proses hukum dan tangkap para pelakunya," tegas Paulus Waterpauw.
Kapolda Papua mengemukakan, telah memerintahkan Kapolres Keerom AKBP Baktiar Joko Mujiono untuk mengusut tuntas kasus ini. Mantan Kapolda Sumut ini menambahkan, pihaknya akan mencari pelaku perusakan dan pembakaran.
Termasuk mengungkap dan menangkap para provokator di balik peristiwa tersebut.
"Tadi Wakapolda bersama sejumlah pejabat utama Polda Papua sudah menuju lokasi kejadian untuk mem-back up penanganan kasus ini. Mereka akan olah TKP dan melakukan pemeriksaan," kata Paulus Waterpauw.
Sementara itu, pejabat sementara (Pjs) Bupati Kabupaten Keerom Ridwan Rumasukun telah mengetahui pembakaran kantor Dinas Tebaga Kerja yang terletak di Arso, Keerom.
Kini, ia masih berada di lokasi kejadian untuk berkoordinasi dengan pihak terkait dalam proses pemadaman api.
"Kami sangat menyayangkan ini terjadi. Pengumuman hasil ujian CPNS memang sempat ditunda sejak tiga bulan lalu. Setelah saya ditunjuk Pjs Bupati oleh gubernur beberapa hari lalu, pengumuman CPNS saya umumkan hari ini," kata Ridwan.