RIAUMANDIRI.ID, PEKANBARU – Pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), terpaksa harus menunda bantuan 6 unit alat Polymerase Chain Reaction (PCR) bagi Pemprov Riau. Hal ini dikarenakan reagen (pereaksi kimia) untuk tes PCR yang disiapkan tidak mencukupi untuk pemeriksaan hasil swab.
“Kita di Riau ini memang kekurangan alat PCR, kami sudah mencoba menghubungi BNPB. Sebenarnya BNPB sudah siap membantu kita menyediakan PCR, tapi sekarang reagen pulak yang kurang. Kita sudah pesan reagen melalui rumah sakit, dan meminta bantu perusahaan. Untuk membantu di daerah-daerah yang merah, tapi itu juga belum maksimal,” ujar Gubernur Riau, Syamsuar, di sela-sela sambutan bantuan masker dari PT RAPP, Rabu (30/9/2020).
“Jadi ini menjadi kendala sekarang, dan saya sudah menyampikan ke BNPB kalau ini nanti terwujud akan membantu sampel swab daripada masyarakat kita. Jika ada kejadian di daerah terpaksa nunggu satu-dua hari hasil sampelnya, ini jadi kendala karena padat. Jadi sebenarnya kami sudah mengusulkan ke BNPB alat PCR ini,” ujar Gubri lagi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Mimi Yuliani Nazir menjelaskan, keterlambatan pengiriman PCR dari BNPB memang dikarenakan kekurangan alat reagen dari pusat, dan perlu dilakukan proses yang lengkap sebelum alat tersebut dikirimkan ke Riau. Karena sesuai dengan arahan BNPB mereka akan menanggung semua alat PCR, termasuk reagen melalui rekanan.
“Jadi begini, PCR yang dari BNPB itu kan bantuan dari BNPB, bukan reagen di sini yang tidak ada ketersediannya, itu alat PCR yang dikirim lengkap dengan reagennya yang tersedia di pusat, oleh rekanan itu belum mencukupi untuk di-drop di Pekanbaru,” jelas Mimi.
“Nah mereka kan harus melakukan import dulu keluar, dan mereka mempersiapkan tiga bulan kedepan, agar nantinya mencukupi kebutuhan Reagen di Pekanbaru. Makanya itu belum di-drop kesini, segala sesuatu kan ada administrasinya. Tentu mereka melakukan legalitas dulu dengan BNPB, kontraknya apanya semua begitu,” jelas Mimi.
Lebih jauh dikatakan Mimi, setelah semua proses administrasinya lengkap, baik dari BNPB maupun dari rekanan, barulah dikirimkan semua peralatan PCR bersama reagennya ke Riau. Dan Pemprov Riau sudah siap dengan segala sesuatunya untuk menjalankan PCR, dan pemerikaaan swab di seluruh Kabupaten Kota.
“Kalau semuanya sudah dilakukan oleh pusat, oleh BNPB mereka melakukan PO, dan disiapkan tiga bulan baru di-drop ke Pekanbaru. Bukan ketersediaan Reagen di kita yang tidak ada, mereka mempersiapkan terlebih dahulu. Hasil pembicaraan kita, Oktober selesai semua, November mereka kirim, makanya itu kita minta cepat,” kata Mimi.
Dijelaskan Mimi, alat PCR yang diperbantukan bagi Riau sebanyak 6 unit PCR yang akan ditempat di tiga daerah, untuk menampung hasil swab di daerah terdekat. Tiga daerah tersebut adalah Kota Pekanbaru, Dumai dan Kabupaten Siak.
“Kita masih menunggu kiriman alat PCR-nya dari pusat. Nanti yang diminta ke BNPB itu ada 6 unit, 2 unit untuk RSUD Arifin Ahmad, 2 unit di Siak untuk mengakomodir Bengkalis, Siak, Pelalawan. 2 lagi di Dumai, mengakomodir Dumai, Bengkalis Rupat, Bengkalis Duri secara daerahnya. Agar nantinya tidak menumpuk dan menunggu biomolekuler RSUD lagi,” kata Mimi Yuliani Nazir.
Reporter: Nurmadi