RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi telah mengajukan izin ke Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan terkait rencana isolasi akses masuk dan keluar Kepulauan Nias, menyusul peningkatan jumlah penularan covid-19 di daerah itu.
"Nias ini nanti kita berlakukan secepatnya Kamis. Kita harus menyetop penerbangan dan kapal laut yang masuk dari Singkil, Sibolga karena dari situlah orang-orang yang membuat wabah datangnya virus," kata Edy, Selasa (15/9/2020).
Menurut Edy, penutupan akses ini untuk mempercepat pengendalian kasus covid-19 yang kasusnya terus bertambah di Kepulauan Nias. Pada Agustus lalu, kasus covid-19 di wilayah tersebut masih nihil.
"Satu bulan lalu Nias masih nol kasus, belum ada yang kena covid. Diawali dengan satu orang, kemudian 12, dan sekarang sudah 90 orang positif," jelasnya.
Kata Edy, penularan covid-19 di Nias terjadi karena masih banyak lalu lintas masyarakat dari beberapa daerah melalui jalur udara maupun laut. Jalur udara kebanyakan berasal dari Jakarta dan Medan, sementara jalur laut dari Teluk Bayur Padang Sumatera Barat, Sibolga, dan Aceh.
Edy juga mengingatkan agar masyarakat tetap mematuhi protokol kesehatan untuk mempercepat pengendalian covid-19.
"Pemutusan rantai penularan covid-19 dengan melaksanakan protokol kesehatan tidak akan berhasil dengan baik bila hanya dikerjakan oleh sebagian orang saja," katanya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Sumut Alwi menambahkan, bakal membangun laboratorium swab untuk mempercepat pelacakan kasus covid-19 di Kepulauan Nias.
Alwi menargetkan dapat melakukan tes swab covid-19 pada 72 orang per hari dari jumlah penduduk Kepulauan Nias yang mencapai 800 ribu jiwa.
"Untuk membangun laboratorium itu butuh waktu minimal dua minggu, jadi dalam waktu dekat dilakukan tracing dengan menggunakan rapid test dan foto toraks," ucapnya.
Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumut sebelumnya telah mengonfirmasi kasus positif di Sumut per 14 September 2020 sebanyak 8.559 kasus dengan rincian 5.162 di antaranya dinyatakan sembuh dan 361 orang meninggal dunia.