BALI (HR)-Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan terpilih periode 2015-2020, Megawati Soekarnoputri, menuding ada 'penumpang gelap', yang berkeinginan menguasai sumber daya alam bangsa Indonesia.
"Kepentingan yang menjadi 'penumpang gelap' untuk menguasai sumber daya alam bangsa. Kepentingan yang semula hadir dalam wajah kerakyatan, mendadak berubah menjadi hasrat kekuasaan," kata Mega, saat membuka Kongres IV Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Kamis (9/4).
Demi mencegah aksi 'penumpang gelap' tersebut, Mega menyerukan agar Indonesia harus benar-benar tangguh di dalam melakukan negosiasi kontrak migas dan tambang, yang sebentar lagi banyak yang akan berakhir.
"Kini saatnya, dengan kepemimpinan nasional yang baru, kontrak Merah Putih ditegakkan. Demikian pula Badan Usaha Milik Negara harus diperkuat, dan menjadi pilihan utama kebijakan politik ekonomi berdikari," ingatnya.
Depapolisasi
Selain itu, Mega juga menuding ada pihak yang melakukan gerakan deparpolisasi. Mereka ingin memisahkan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan partai pengusung yakni; PDI Perjuangan, Partai Nasional Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Hati Nurani Rakyat serta Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia.
Gerakan deparpolisasi itu, ujarnya, selalu mengatasnamakan independensi, dan bahkan menyebut partai politik adalah beban demokrasi. Putri pertama mendiang Presiden Sukarno itu pun tak memungkiri adanya berbagai kelemahan di partai politik saat ini.
Namun dia mengaku tak rela jika disebut bahwa partai politik hanya sebagai ornamen demokrasi, dan sekadar alat tunggangan kekuasaan politik. "(Itu) sama saja mengerdilkan makna dan arti kolektivitas partai yang berasal dari rakyat," tegasnya.
Mega yakin bahwa gerakan deparpolisasi ini tidak berdiri sendiri melainkan ada simbiosis antara kekuatan anti partai dan kekuatan modal. "Mereka adalah kaum oportunis. Mereka tidak mau berkerja keras membangun Partai. Mereka tidak mau mengorganisir rakyat, kecuali menunggu, menunggu, dan selanjutnya menyalip di tikungan," sindirnya lagi.
Tentu bukan tanpa musabab ketika Megawati tiba-tiba menyebut ada gerakan deparpolisasi yang ingin memisahkan Jokowi dari partai pengusung. Apalagi tiga bulan terakhir ini hubungan Presiden Jokowi dengan PDIP sebagai partai pengusung utama disebut tengah tak harmonis.
Ada pihak ketiga yang disebut-sebut ingin memisahkan Jokowi dari Megawati. Sejumlah politisi PDIP 'menyerang' lingkaran dalam Presiden Jokowi yakni; Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, Kepala Staf Kepresidenan Luhut Binsar Panjaitan, dan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno.
Namun siapa saja yang disindir Mega tersebut, hingga sambutannya berakhir, masih menjadi bayangan samar-samar. Mega sendiri tak menyebut secara pasti siapa pihak-pihak yang disindirnya itu.
Dikukuhkan Jadi Ketum
Sementara itu, Kongres IV PDIP secara aklamasi kembali mengukuhkan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum 2015-2020. Penetapan dan pelantikan tersebut dilakukan pada rapat paripurna sesi I sidangnya dipimpin oleh Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya.
"Forum Kongres IV telah aklamasi menetapkan Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP 2015-2020," ujar Frans Lebu Raya.
"Kita ucapkan selamat kepada Ibu Megawati yang bersedia mau berkorban untuk memimpin partai ini," tambahnya.
Mega juga akan mendapat kewenangan penuh menjadi formatur tunggal menyusun pengurus lima tahun ke depan. Termasuk wewenang untuk mengambil keputusan penting demi menyelamatkan partai dan negara. "Memberikan kewenangan kepada Ibu sebagai formatur tunggal 2015-2020 beri kewenangan hak prerogatif untuk mengambil keputusan penting demi menyelamatkan partai," ujar Frans.
Berdasarkan jadwal yang ditetapkan panitia, pada rapat paripua I membahas laporan pertanggungjawaban DPP PDI Perjuangan periode 2010-2015. Awalnya, laporan itu akan dibacakan secara bergantian oleh Megawati Soekarnoputri (ketua umum), Hasto Kristiyanto (pelaksana tugas sekretaris jenderal), dan Puan maharani (ketua). Namun, peserta kongres secara serentak mengatakan, bahwa laporan pertanggungjawaban tersebut tidak perlu dibacakan dan mereka dapat menerimanya.
Kemudian, peserta kongres kembali meminta agar Megawati segera dikukuhkan kembali menjadi Ketua Umum DPP PDI Perjuangan periode 2015-2020. Megawati yang duduk sejajar dengan pimpinan sidang kemudian diminta berdiri. Pimpinan sidang setelah meminta persetujuan peserta kongres, kemudian menetapkan kembali Megawati sebagai Ketua Umum DPP PDI Perjuangan periode 2015-2020.
"Karena ini sudah diputuskan oleh rakernas dan diputuskan pada musyawarah di semua tingkatan, saya menerima amanah ini," kata Megawati.
Tanggapan Jokowi
Terkait sindiran Megawai tentang adanya penumpang gelap yang ingin menguasai sumber daya alam, Presiden Jokowi mengaku tak begitu mendengar pernyataan Mega terkait penumpang gelap.
"Saya nggak begitu ini, apa ada kata-kata itu?" kata Jokowi yang juga menghadiri pembukaan Kongres IV PDIP, Kamis kemarin.
Namun Jokowi kemudian memberikan penjelasan singkat. Menurut Jokowi ada komunikasi yang perlu diperbaiki antara pemerintah, partai, dan DPR. "Ini masalah komunikasi saja, kalau komunikasinya baik antara pemerintah, partai, Dewan, saya kira semua persoalan yang ada bisa dipecahkan," sambung Jokowi. (bbs, kom, dtc, rol, ral, sis)