RIAUMANDIRI.ID, Mojokerto - Video pemberontak Houthi menggeledah persembunyian teroris di Provinsi Al Bayda, Yaman viral di media sosial. Dalam video tersebut, militan Houthi menemukan KTP diduga milik warga Kabupaten Mojokerto dan beberapa lembar uang rupiah di sebuah rumah.
Video viral diunggah akun Twitter @Natsecjeff pada Sabtu (29/8) pukul 12.51 WIB. Akun ini mengunggah 4 rekaman video sekaligus. Salah satu video merekam pemberontak Houthi menggeledah sebuah rumah. Akun @Natsecjeff menyebut video ini direkam di Provinsi Al Bayda, Yaman.
Semula militan Houthi menemukan bendera teroris ISIS di rumah tersebut. Yang mengejutkan, di dalam rumah itu juga ditemukan beberapa lembar uang rupiah. Yaitu pecahan Rp 10.000, Rp 5.000, serta Rp 5.000.
Tidak hanya itu, mereka juga menemukan sebuah KTP warga negara Indonesia (WNI). Tampak kartu identitas ini bukan jenis KTP elektronik. Masa berlakunya sampai 24 Desember 2013. Diduga KTP tersebut milik warga Kabupaten Mojokerto.
Karena tertulis nama Syamsul Hadi Anwar, warga Japan Raya Jalan Basket blok NN 15, RT 1 RW 12, Desa Japan, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Namun, belum dapat dipastikan kebenaran identitas tersebut.
"Houthi video footage from its recent ops against AQAP and IS in al-Bayda. #Yemen (Rekaman video Houthi dari operasi terakhirnya melawan AQAP dan ISIS di Al Bayda, Yaman)," tulis akun @Natsecjeff menjelaskan video tersebut seperti dikutip pada Senin (31/8/2020).
Video penemuan KTP WNI dan uang rupiah itu hingga pagi ini sudah di ditonton 146 ribu kali, menuai 51 komentar, 471 retweet, serta disukai 449 netizen. Pada kolom komentar akun, @Natsecjeff menjelaskan akronim dari AQAP. Yakni Al Qaeda in The Arabian Peninsula.
Hanya saja belum diketahui pasti kapan video tersebut direkam. Berdasarkan data pada situs resmi Perum Peruri, uang kertas pecahan Rp 10.000 dalam video tersebut diedarkan di Indonesia tahun 2005. Sedangkan pecahan Rp 5.000 dan Rp 2.000 diedarkan di tanah air tahun 2001 dan 2009.
Dengan begitu, ada kemungkinan video tersebut diambil antara 2014 sampai 2020. Karena pemberontakan Houthi di Yaman pecah pada 2014 lalu. Pada rentang waktu tersebut, uang kertas pecahan Rp 10.000, Rp 5.000 dan Rp 2.000 memang sudah beredar.
Pada pemberontakan 2014, militan Houthi menggulingkan pemerintahan Yaman. Namun, pemerintahan Yaman kembali tegak setelah dibantu Arab Saudi. Selain memberontak ke pemerintah, militan Houthi juga berperang dengan Alqaeda dan ISIS, dua kelompok teroris besar di dunia.
Hingga kini belum ada respon dari kementerian luar negeri atau pemerintah terkait kebenaran video tersebut.