RIAUMANDIRI.ID, FILIPINA - Seorang WNI diduga menjadi pelaku bom bunuh diri di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina. Komandan Militer Filipina menyebut pelaku merupakan dua orang wanita. ABS-CBN News melaporkan salah satu dari wanita itu adalah warga Indonesia.
Melansir dari kantor berita Philippine News Agency (PNA), Komandan Angkatan Darat Filipina (PA), Letjen Cirilito Sobejana mengungkap dua wanita pelaku bom bunuh diri yang bertanggung jawab atas serangan kemungkinan besar dimotivasi oleh pemimpin Abu Sayyaf Mundi Sawadjaan.
Sementara itu Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia, Teuku Faizasyah mengaku belum dapat informasi terkait WNI tersebut.
"Hingga saat ini tidak ada informasi yang dapat mengonfirmasi atas hal yang ditanyakan," ujarnya seperti dikutip dari CNN Indonesia.
Militer Filipina saat ini sedang mempertimbangkan agar Provinsi Sulu ditempatkan di bawah Hukum Darurat Militer menyusul kejadian pengeboman tersebut.
"Saya pikir bijaksana (bagi pemerintah) untuk mengumumkan (Darurat Militer) lagi," tutur Sobejana, Selasa (25/8/20202).
Alasan darurat militer itu harus diberlakukan kata Soebajana untuk mengontrol penyerangan yang mungkin masih terjadi dan mengendalikan pergerakan kegiatan terorisme. Terkait durasi pelaksanaannya Soebajana bilang akan disesuaikan dengan situasi.
"Situasi menentukan (berapa lama) penegakan atau pelaksanaan Darurat Militer," katanya.
Sebelumnya dua ledakan terjadi pada Senin (24/8) di Jolo, Filipina. Pulau ini terkenal sebagai tempat kombatan teroris Abu Sayyaf. Ledakan tersebut menewaskan sedikitnya 11 orang dan sekitar 40 lainnya luka-luka.
Sedikitnya lima dari korban tewas dan 18 luka-luka merupakan tentara dan polisi. Sementara 22 orang yang terluka merupakan warga sipil.
Ledakan pertama terjadi di depan Paradise Food Plaza di sebuah desa bernama Walled City di pusat kota Jolo, sementara ledakan kedua dekat Katedral Our Lady of Mount Carmel.