RIAUMANDIRI.ID, JAKARTA - Ketua Umum PDI-Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri meminta calon kepala daerah yang diusung partainya tak melakukan korupsi dan berurusan dengan KPK. Menurutnya, pelaku korupsi selalu berasal dari kalangan elite bukan rakyat kecil.
"Mana ada rakyat yang bisa korupsi? Yang korupsi pasti yang dari kalangan elite," kata Megawati dalam Pembukaan Sekolah Partai Calon Kepala Daerah & Calon Wakil Kepala Daerah PDI Perjuangan Gelombang I, Jumat (21/8/2020).
Megawati mengaku sedih jika melihat kader PDIP ditangkap lembaga antirasuah. Dalam beberapa waktu terakhir, sejumlah kader PDIP diketahui ditetapkan tersangka oleh KPK. Salah satunya adalah Saeful Bahri yang didakwa menyuap eks komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Wahyu Setiawan sebesar US$57.350 atau setara Rp600 juta.
"Saya sangat sedih kalau melihat dari kalangan PDIP yang diambil oleh KPK," ujarnya.
Mega kembali mengingatkan bahwa KPK adalah lembaga yang dirinya bentuk saat menjadi presiden kelima Republik Indonesia.
Menurutnya, KPK didirikan untuk mendisiplinkan para pemimpin dan rakyat Indonesia. Selain itu, KPK juga berfungsi mengontrol sistem keuangan negara sehingga tak dimanfaatkan para pejabat negara.
"KPK itu saya yang buat loh, jangan lupa loh. Kalau enggak percaya nanti lihat," kata dia.
"Kalau pemimpinnya hanya mau jadi bupati, wali kota, setelah itu lupa diri, yang ada nanti malah masuk KPK," ujarnya menambahkan.
Sebagai informasi, setidaknya sudah ada 168 pasangan calon kepala daerah yang diumumkan oleh partai berlogo banteng moncong putih untuk berlaga di Pilkada Serentak 2020. Pengumuman dilakukan PDIP dalam tiga gelombang.
Pada gelombang pertama, PDIP mengumumkan 48 paslon, 19 Februari lalu. Kemudian disusul 45 paslon pada gelombang kedua, 17 Juli. Terakhir, pada 11 Agustus PDIP mengumumkan 75 nama paslon.